Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Di Indonesia, tradisi makan bersama dengan beragam masakan yang ditaruh di tengah sering disebut makan tengah. Singapura juga memiliki tradisi serupa yang disebut zi char.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Michelin Guide, zi char atau cze char adalah salah satu cara makan favorit orang Singapura untuk menikmati ragam makanan lokal beramai-ramai. Zi char sendiri diambil dari Bahasa Hokkian, yaitu cze untuk memasak dan char untuk menggoreng.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun zi char diambil dari Bahasa Hokkian, tetapi makanan yang disajikan tidak melulu makanan Cina. Ada pengaruh Melayu, India dan Peranakan dalam makanan yang disajikan dalam meja besar zi char.
Sebagai gambaran, makanan di zi char mirip dengan restoran chinese food kelas atas, tetapi harga makanannya lebih terjangkau atau setara dengan harga makanan di pusat jajanan kuliner. Menu yang disajikan antara lain mulai dari nasi, lauk pauk seperti kepiting lada hitam, ikan asam manis dan omelet tiram, hingga sayuran seperti tomyam.
Menurut Singapore Tourism Board, saat berkunjung ke Singapura, wisatawan juga bisa mencoba makan ala zi char. Ada sejumlah restoran yang menyediakan layanan makan ini sebagai satu cara untuk merasakan budaya makan ala warga lokal.
Zi char sangat cocok bagi wisatawan keluarga atau rombongan yang datang ke Singapura. Sebab, menawarkan ragam menu, porsi banyak serta harga terjangkau.
Restoran zi char tertua di Singapura yang masih bertahan saat ini adalah Ka Soh dari 1939 dan Kok Sen dari 1960-an. Restoran Zi Char di Singapura juga banyak yang menjual makanan halal dan sudah menerima sertifikat halal sehingga aman bagi wisatawan Muslim.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.