Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga festival budaya di Kalimantan Tengah (Kalteng) masuk dalam Calendar of Event (CoE) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 2020, yang meliputi Festival Budaya Isen Mulang (FBIM), Babukung, dan Tanjung Puting.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan 2019 yang hanya dua festival budaya,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng Guntur Talajan di Palangka Raya pada Kamis (9/1/2020).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah masuk pada 2019, FBIM dan Babukung kembali masuk dalam 100 CoE, sedangkan Festival Tanjung Puting baru pertama kali masuk dalam agenda milik Kemenparekraf.
Festival Tanjung Puting merupakan agenda rutin di Kabupaten Kotawaringin Barat. Acara ini diapungkan sebagai agenda wisata nasional oleh Pemprov Kalteng, yang mempromosikan serta mengusulkannya kepada pemerintah pusat.
Selain itu, pada 2020 Kalteng masih akan menjadi salah satu tujuan kegiatan Wonderful Sail to Indonesia, tepatnya ke Kumai, Kotawaringin Barat, yang terlaksana sejak 2018. Masuknya tiga festival budaya ke tingkat nasional dan pelaksanaan agenda pariwisata internasional tersebut, membuktikan bidang kebudayaan dan pariwisata di Kalteng terus mengalami peningkatan.
"Kondisi saat ini membuktikan, budaya dan pariwisata yang ada di Kalteng sudah mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional," ujar Guntur. Untuk itu, Pemprof Kalteng meminta, perhelatan tersebut bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh berbagai pihak, guna meningkatkan perekonomian daerah serta kesejahteraan masyarakat.
Ibu orangutan menggendong anaknya di hutan Taman Nasional Tanjung Puting, Senin, 19 Februari 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana
Selain itu, Pemprov bersama pemerintah kabupaten dan kota menyusun CoE budaya dan pariwisata tingkat provinsi pada 2020. Festival Tanjung Puting merupakan miniatur seni budaya, kehidupan warga Dayak, bahkan beragam atraksi yang berkaitan dengan Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP). Wisatawan bisa menyaksikan seni pahat, tarian lokal suku Dayak dan Melayu, sumpitan, dan susur sungai.