Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Destinasi wisata di Eropa mengalami peningkatan wisatawan yang luar biasa pada musim panas tahun ini. Ini berarti, harga barang dan jasa juga bisa ikut meningkat sehingga pengeluaran makin tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tapi jangan khawatir, ada beberapa strategi untuk membuat liburan ke Eropa lebih hemat. Simak tipsnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Memilih kota yang tidak terlalu populer
Second cities atau kota kedua biasanya kurang dikenal tetapi tidak terlalu jauh dari kota besar. Biasanya kamar atau kebutuhan lainnya lebih murah di kota ini. Di Austria, misalnya, ada Graz, yang berjarak sekitar 2,5 jam perjalanan kereta dari Wina. Kota ini adalah surga bagi pecinta kuliner.
Di Prancis, ada kota terbesar ketiga di negara itu menurut populasi, Lyon. Kota ini memiliki distrik bersejarah yang indah bernama Vieux Lyon, serta reruntuhan Romawi yang spektakuler yang bebas untuk dikunjungi.
2. Pilih waktu yang fleksibel
Pilih perjalanan di antara peak season dan offseason. Di antara musim ini biasanya wisatawan lebih sepi dan harga cenderung lebih rendah dibandingkan peak season. Selain itu, umumnya cuaca lebih sejuk dan lebih banyak hal yang dapat dilakukan. Di seluruh Eropa, empat bulan paling sepi untuk liburan adalah November hingga Februari. Empat bulan tersibuk dalam tahun yang sama adalah Mei, Juni, Juli, dan September. Jadi, pilih di antaranya yakni Maret, April, dan Oktober.
Kalaupun harus pergi pada peak season, sesuaikan perjalanan satu dua hari lebih fleksibel akan menghemat ratusan dolar. Aplikasi Google Flights dan Hopper bisa membantu menemukan tanggal dengan tiket pesawat termurah pada periode sekitar tanggal perjalanan yang diinginkan.
3. Kompensasi penundaan pesawat
Di Eropa, tahun ini begitu banyak penundaan penerbangan karena masalah teknis hingga pemogokan staf bandara yang sedang berlangsung. Jika penerbangan Eropa tertunda, penumpang kemungkinan berhak mendapatkan kompensasi. Peraturan U memaksa maskapai penerbangan untuk memberi kompensasi kepada pelancong atas sebagian besar pembatalan, penolakan boarding, atau penundaan dua jam atau lebih pada penerbangan masuk, keluar, atau di dalam UE, kecuali karena penyebab keadaan yang berada di luar kendali manusia - seperti cuaca. Jika terjadi penundaan, biasanya penumpang berhak atas kompensasi antara 250 euro (sekitar Rp4,1 juta) dan 600 euro (sekitar Rp9,9 juta), tergantung pada lama penerbangan dan lama penundaan. Peraturan tersebut kontroversial karena tidak mengurangi gangguan penerbangan.
HINDUSTAN TIMES
Pilihan Editor: Menara Pisa Berulang Tahun ke-850