Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, memiliki hasil kerajianan tangan beragam yang bisa jadi buah tangan para pelancong usai berkunjung ke sana. Kerajinan-kerajinan tersebut bukan hanya diproduksi untuk dijual, tapi juga untuk peranti kehidupan sehari-hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Oleh-oleh ini bisa didapatkan di Kampung Emaus, Distrik Sausapor, Kabupaten Tambrauw. Tiga penjual, yakni Mama Sarce, Mama Lina, Mama Alfonsina, akan membuka lapaknya setiap hari pukul 06.00 sampai 22.00 WIT untuk melayani wisatawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut ini sejumlah buah tangan yang tersedia di lapak sederhana ketiga mama itu.
- Noken
Tas tradisional khas masyarakat Papua ini selalu menjadi yang pertama dicari ketika pelancong menginjakkan tanah Papua. Tas dari rotan atau akar itu biasanya berisi sayuran hasil berkebun. Cara membawanya dilingkarkan di dahi.
Di Tembrauw, noken tak hanya terbuat dari akar, tapi juga benang wol. Noken ini sangat kuat dan bis membawa beban 20 celana jeans serta 50 buah kol. Harga noken akar berkisar Rp 50-100 ribu. Sedangkan noken dari benang wol berkisar Rp 400 ribu.
- Manik-manik aksesori budaya
Masyarakat Papua biasanya memakai manik-manik yang dililitkan di tubuh untuk kepentingan upacara adat. Manik-manik itu dilingkarkan di leher dan disampir di samping kanan dan kiri, melewati bagian lengan dan ketiak. Aksesori adat itu dilengkapi dengan kain timur dan noken. Harga manik-manik berkisar RP 100-300 ribu.
- Pinang sirih kapur
Penduduk lokal punya budaya unik, yaitu mengunyah pinang sirih kapur supaya gigi mereka kuat. Pinang sirih kapur akan membuat gigi berwarna merah. Pinang sirih kapur bisa dikemas menjadi oleh-oleh. Per bungkus dijual Rp 10 ribu.
- Asbak cenderawasih
Cenderawasih adalah burung ikonis di seluruh Papua. Mengaplikasikan replika cenderawasih pada perabot atau hiasan rumah tentu akan menarik. Salah satu yang bisa Anda pulang dari kerajianan tersebut adalah asbak. Asbak ini dijual seharga Rp 50-100 ribu. Tergantung ukuran besar dan kecilnya. Ada pun asbak ini dibuat dari bambu hutan.
- Mahkota kepala burung
Masyarakat adat setempat menggunakan mahkota berbulu burung cenderawasih untuk kepentingan adat. Mereka juga menjual beberapa untuk oleh-oleh. Namun jumlahnya tak banyak. Harganya pun cukup mahal, sekitar Rp 200-300 ribu.
- Anting biji buah dan kayu
Ini mungkin akan menarik bagi para penyuka dandan. Anting-anting yang dijual di Tambrauw cukup etnik. Bahan utamanya terbuat dari biji buah dan kayu. Harganya dibanderol Rp 50 ribu.