Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

6 Oleh-oleh Unik dari Kabupaten Tambrauw, Papua Barat

Masyarakat Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, memiliki hasil kerajianan tangan beragam yang bisa jadi buah tangan para pelancong usai berkunjung ke sana

22 Mei 2018 | 17.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Noken, oleh-oleh khas Tambrauw, Papua Barat di Kampung Emaus. Tempo/Francisca Christy Rosana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, memiliki hasil kerajianan tangan beragam yang bisa jadi buah tangan para pelancong usai berkunjung ke sana. Kerajinan-kerajinan tersebut bukan hanya diproduksi untuk dijual, tapi juga untuk peranti kehidupan sehari-hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Oleh-oleh ini bisa didapatkan di Kampung Emaus, Distrik Sausapor, Kabupaten Tambrauw. Tiga penjual, yakni Mama Sarce, Mama Lina, Mama Alfonsina, akan membuka lapaknya setiap hari pukul 06.00 sampai 22.00 WIT untuk melayani wisatawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut ini sejumlah buah tangan yang tersedia di lapak sederhana ketiga mama itu.

  1. Noken

Tas tradisional khas masyarakat Papua ini selalu menjadi yang pertama dicari ketika pelancong menginjakkan tanah Papua. Tas dari rotan atau akar itu biasanya berisi sayuran hasil berkebun. Cara membawanya dilingkarkan di dahi.

Di Tembrauw, noken tak hanya terbuat dari akar, tapi juga benang wol. Noken ini sangat kuat dan bis membawa beban 20 celana jeans serta 50 buah kol. Harga noken akar berkisar Rp 50-100 ribu. Sedangkan noken dari benang wol berkisar Rp 400 ribu.

  1. Manik-manik aksesori budaya

Masyarakat Papua biasanya memakai manik-manik yang dililitkan di tubuh untuk kepentingan upacara adat. Manik-manik itu dilingkarkan di leher dan disampir di samping kanan dan kiri, melewati bagian lengan dan ketiak. Aksesori adat itu dilengkapi dengan kain timur dan noken. Harga manik-manik berkisar RP 100-300 ribu.

  1. Pinang sirih kapur

Penduduk lokal punya budaya unik, yaitu mengunyah pinang sirih kapur supaya gigi mereka kuat. Pinang sirih kapur akan membuat gigi berwarna merah. Pinang sirih kapur bisa dikemas menjadi oleh-oleh. Per bungkus dijual Rp 10 ribu.

  1. Asbak cenderawasih

Cenderawasih adalah burung ikonis di seluruh Papua. Mengaplikasikan replika cenderawasih pada perabot atau hiasan rumah tentu akan menarik. Salah satu yang bisa Anda pulang dari kerajianan tersebut adalah asbak. Asbak ini dijual seharga Rp 50-100 ribu. Tergantung ukuran besar dan kecilnya. Ada pun asbak ini dibuat dari bambu hutan.

  1. Mahkota kepala burung

Masyarakat adat setempat menggunakan mahkota berbulu burung cenderawasih untuk kepentingan adat. Mereka juga menjual beberapa untuk oleh-oleh. Namun jumlahnya tak banyak. Harganya pun cukup mahal, sekitar Rp 200-300 ribu. 

  1. Anting biji buah dan kayu

Ini mungkin akan menarik bagi para penyuka dandan. Anting-anting yang dijual di Tambrauw cukup etnik. Bahan utamanya terbuat dari biji buah dan kayu. Harganya dibanderol Rp 50 ribu.



Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, Francisca mulai bergabung di Tempo pada 2015. Kini ia meliput politik untuk kanal nasional.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus