Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tukul Arwana yang memiliki nama asli Riyanto ini lahir pada 16 Oktober 1963 di Semarang. Ia berubah nama menjadi Tukul lantaran ketika masih anak-anak sering sakit. Lalu, setelah namanya berubah menjadi Tukul Riyanto, ia mengaku menjadi jarang sakit. Saat duduk di bangku sekolah, ia mengalami kesulitan ekonomi. Ia pun memutuskan untuk mencari pekerjaan sehingga dapat menuntaskan sekolahnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tukul Arwana mulai memasuki industri hiburan Tanah Air untuk berkarya. Kariernya mulai meningkat ketika tampil bersama Joshua dalam video klip Air dengan ikon diobok-obok sekitar 1997. Setelah itu, nama Tukul semakin meroket dan mendapatkan popularitas ketika diberikan tanggung jawab menjadi pembawa acara dalam beberapa acara musik. Selain itu, popularitasnya meningkat karena kerap menjadi bintang tamu di Srimulat. Bahkan, semua orang nyaris mengenal namanya semenjak ia menjadi pembawa acara talk show Empat Mata dan Ini Baru Empat Mata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak hanya menjadi komedian, Tukul juga pernah tampil dalam sinetron Saras 008 (1998-2004) dan film layar lebar Otomatis Romantis (2008). Saat membintang film layar tersebut, ia beradu peran dengan Wulan Guritno dan Tora Sudiro yang disutradarai Guntur Soehardjanto. Selain tampil dalam layar kaca, ia juga pernah menulis buku berjudul Ada Humor di Laptop Tukul pada 2007.
Berkat kesuksesan kariernya, Tukul berhasil mendapatkan penghargaan. Pada 2007, ia mendapatkan penghargaan pelawak terfavorit. Lalu, dua tahun kemudian, ia meraih penghargaan presenter talk show terfavorit. Ia juga lebih mudah diingat dan dikenal banyak orang sampai sekarang karena memiliki jargo ikonik, yaitu "eaa eaa eaaa", "kembali ke laptop", dan "pertinyiinnyi".
Pendarahan Otak
Pada 22 September 2021, Tukul Arwana dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Pusat Otak Nasional (PON). Menurut salah satu tim dokter dari RS PON, dokter Ricky Gustanto Kurniawan, Tukul mengalami nyeri kepala, kelemahan tubuh di satu sisi, muntah, mengantuk, dan penurunan kesadaran.
Tim dokter lainnya mengatakan bahwa ketika tiba di RS PON, Tukul mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi) yang menyebabkan pendarahan otak. Sebab, tensinya kala itu sekitar 200-an dan pendarahan sekitar 80 Cubic Centimeter yang mewajibkannya mengonsumsi obat antihipertensi.
Manajer Tukul Arwana, Rizki Kimon juga menyampaikan kondisi Tukul yang hanya berkomunikasi melalui kontak mata serta pergerakan anggota tubuh saja kala itu. Akibatnya, Tukul harus melakukan operasi dan menjalani beberapa tahapan pemulihan, salah satunya fisioterapi.
Lalu, satu tahun kemudian, pada 2022, kondisi Tukul Arwana perlahan membaik yang semakin menunjukkan perkembangan positif dan signifikan. Sebelumnya, ia lebih banyak berbaring di tempat tidur, kini sudah dapat berdiri dan menopang tubuhnya sendiri. Selain itu, ia juga sempat sulit mengenali orang-orang di sekitar, termasuk rekan-rekan seprofesinya. Namun, kini, ia sudah lebih mudah mengenali wajah seseorang di hadapannya.
RACHEL FARAHDIBA R | VALMAI ALZENA KARLA I MARVELA I
Pilihan Editor: Semakin Membaik Tukul Arwana Bisa Menopang Tubuhnya Sendiri