Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

7 Desa Wisata di Dekat Labuan Bajo yang Tak Kalah Memikat dari Taman Nasional Komodo

Labuan Bajo yang merupakan Destinasi Super Prioritas Indonesia memiliki banyak pesona alam dan budaya yang tersembunyi di desa-desa wisata.

28 Juli 2024 | 18.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Taman Nasional Komodo di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, rencananya akan ditutup secara berkala pada 2025. Penutupan ini dilakukan untuk pemulihan lingkungan di sekitarnya. Saat taman nasional ini tutup, wisatawan bisa mengunjungi banyak tempat wisata lain di sekitarnya seperti desa wisata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Labuan Bajo yang merupakan Destinasi Super Prioritas (DSP) Indonesia memiliki banyak pesona alam dan budaya yang tersembunyi di desa-desa wisata. Berikut tujuh desa wisata di sekitar Labuan Bajo yang layak dikunjungi, ada yang terdaftar sebagai situs warisan dunia UNESCO juga. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Desa Bena

Jejeran rumah adat di Kampung Tradisional Bena, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. ANTARA/Fransiska Mariana Nuka

Di dekat Labuan Bajo ada perkampungan megalitikum, namanya Desa Bena. Terletak di Kecamatan Aimere,  Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, desa ini masih mempertahankan suasana pedesaan yang unik. Penduduknya memiliki gaya hidup warisan leluhur mereka seperti rumah tradisional yang dibuat dari material alami serta sumber konsumsi yang berasal dari perkebunan setempat. Lokasinya yang berada di puncak bukit dengan latar belakang Gunung Inerie membuat desa makin menarik. 

2. Desa Wae Rebo

Desa Wae Rebo terdaftar sebagai salah satu situs warisan dunia UNESCO. Dijuluki sebagai ”desa di atas awan”, Wae Rebo terletak di Kampung Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur. Hal unik di desa ini adalah penduduknya begitu menjaga lingkungan, misalnya membatasi penggunaan listrik, memproduksi makanan yang bersumber dari lahan perkebunan setempat, serta detail arsitektur tradisionalnya yang mengikuti kearifan lokal. Di desa ini terdapat tujuh rumah adat Mbaru Niang yang diakui sebagai warisan budaya dunia. 

3. Desa Wologai

Terletak di Kabupaten Ende, desa yang berdiri di puncak bukit hijau itu diperkirakan sudah ada sejak sekitar 800 tahun yang lalu. Seperti Wae Rebo, Desa Wologai juga memiliki rumah adat yang khas. Setiap rumah dihiasi dengan ukiran yang menunjukkan kehidupan sehari-hari penduduk setempat. Desa ini juga menjalankan beberapa ritual tradisional, seperti ritual panen di bulan April Keti Uta dan ritual menumbuk padi di bulan September Ta'u Nggua. 

4. Desa Tololela

Desa yang terletak di Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur ini berada di kaki Gunung Inerie. Salah satu keunikannya adalah bentuk rumah tradisional yang terbuat dari kayu dengan beratapkan ilalang. Di desa ini juga terdapat bangunan bersejarah berupa kuburan batu tua lancip dan Ngadu Baga atau miniatur bangunan yang didedikasikan untuk menghormati Bapa (Ngadu) dan Ibu (Baga). 

5. Desa Cancar

Desa Ruteng di Kabupaten Manggarai Barat memiliki sawah yang berbentuk jaring laba-laba. Foto: Atlas Obscura/Paul Arps

Desa Cancar yang terletak di Kecamatan Ruteng Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Di sini wisatawan bisa melihat "lodok", area persawahan yang berbentuk jaring laba-lab. Mereka mengelola area persawahan ini dengan sistem khusus yang disebut “lingko” , yang mengatur pembagian dalam pengelolaan sawah yang dilakukan oleh ketua adat kepada masyarakatnya. 

6. Desa Compang To’e Melo

Diresmikan menjadi desa wisata pada 1993, Desa Compang To'e Melo di ketinggian 624 meter di atas permukaan laut menjadi tempat tepat untuk menikmati keindahan lanskap Pulau Flores. Beda dengan kebanyakan tempat wisata di Labuan Bajo yang berada di pantai, tempat ini menawarkan udara sejuk khas pegunungan. Jika berencana menginap, jangan lupa menyiapkan jaket karena suhu udara di kampung ini berkisar antara 10 derajat hingga 20 derajat celcius. Sebelum pulang, wisatawan bisa belanja kerajinan tangan seperti tenun, keranjang, topi, compang (peci khas Manggarai).

7. Desa Coal 

Terletak di timur Labuan Bajo, Desa Wisata Coal di Manggarai Barat menawarkan pemandangan alam, air terjun, dan hamparan persawahan hijau yang menempel di lereng bukit. Keindahannya ketika menyambut matahari terbit (sunrise) menjadi daya tarik utamanya. Selain itu, ada pula atraksi wisata budaya, kuliner, dan agrowisata kopi. Desa wisata Coal diimplementasikan dengan konsep storynomic village tourism yang mengedepankan narasi, konten kreatif, living culture, dan kekuatan budaya.

Itulah tujuh desa wisat ayang di dekat Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, yang bisa dikunjungi ketika Taman Nasional Komodo tutup di waktu-waktu tertentu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus