Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Addie MS Soroti Kaitkan Tren Cover Lagu dengan Sistem Pendidikan

Addie MS membandingkan sistem pendidikan Indonesia dan Jepang yang berdampak pada budaya menghargai karya orang lain

12 Oktober 2017 | 12.07 WIB

Penyanyi Memes (kanan) bersama suaminya komposer Addie MS, memberikan keterangan saat peluncuran album terbarunya bertajuk `Lief Java` (Jawa yang indah) di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, 28 Januari 2015. ANTARA FOTO
Perbesar
Penyanyi Memes (kanan) bersama suaminya komposer Addie MS, memberikan keterangan saat peluncuran album terbarunya bertajuk `Lief Java` (Jawa yang indah) di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, 28 Januari 2015. ANTARA FOTO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta- Musisi Addie MS menyampaikan pendapatnya soal maraknya fenomena cover lagu belakangan ini. Menurutnya cover lagu tanpa pembagian pendapatan dengan musisi aslinya berkaitan dengan masalah pendidikan di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Karakter kejujuran harus ditekankan untuk anak-anak kita khususnya yang masih sekolah dasar,” ujar Addie MS saat ditemui di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Senin, 9 Oktober 2017. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Addie memberikan perbandingan dengan sistem pendidikan di negara-negara maju seperti Jepang. Menurutnya, masyarakat Jepang sedikit sekali yang melakukan pembajakan karena masyarakatnya merasa aneh apabila melakukan itu.

Walaupun diberi kesempatan untuk melakukan pembajakan, masyarakat di Jepang cenderung menolak kesempatan tersebut. Hal ini disebabkan sejak kecil masyarakat Jepang tidak menekankan soal peringat tetapi soal pembinaan karakter. “Menghargai karya orang dan mengerjakan sesuatu dengan tanggung jawab, displin dan akurasi presisi,” ujar Addie. 

Menurutnya, Indonesia harus belajar dari negara-negara maju yang mementingkan pembangunan karakter seseorang daripada nilai kognitif. “Pembentukan karakter di 10 tahun pertama manusia itu amat penting,” tutur Addie.

Ia menambahkan di negara-negara maju yang jadi masalah bukan nilai atau peringat yang rendah melainkan perilaku anak seperti berbohong dan tidak bisa antri. “Kalau keilmuan itu bisa disusulkan tetapi pembinaan karakter kalau terlambat itu sulit.” 

 AMMY HETHARIA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus