Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berlibur merupakan cara setiap orang menjelajahi tempat wisata baru untuk mencari kesenangan. Untuk memaksimalkan waktu liburan, jadwal padat dan datang ke tempat bermain yang memacu adrenalin menjadi pilihan kebanyakan wisatawan. Meski terdengar asyik untuk dilakukan, namun bagi beberapa orang bepergian dengan menjelajahi berbagai destinasi wisata akan menguras banyak tenaga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebab itu, cara untuk menikmati waktu liburan tanpa harus berpetualang yaitu dengan membuat perencanaan bepergian yang lebih santai atau bahkan membosankan. Liburan yang santai menjadi pilihan untuk memulihkan diri dan upaya memberikan waktu istirahat yang baik pada tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut direktur praktik ekonomi di HKS Architects, Ben Martin menjelaskan bahwa liburan yang santai bisa meningkatkan kreativitas dan kesehatan otak. Hal itu terjadi karena tubuh istirahat dari informasi dan teknologi. Liburan santai juga dilakukan untuk meluangkan waktu dengan diri sendiri.
"Informasi yang berlebihan, siklus berita yang terus-menerus, dan melimpahnya hiburan telah menggeser waktu untuk refleksi dan pemulihan yang tenang. Kita mulai menyadari manfaat dari menjauh dari semua itu selama beberapa hari," ujarnya seperti dilansir dari USA Today.
Perjalanan santai bukan berarti membosankan dan monoton, melainkan jadwal yang dibuat sengaja diperlambat. “Perjalanan yang lambat memungkinkan sistem saraf Anda beralih dari keadaan 'lawan atau lari' yang konstan ke mode yang lebih rileks dan memulihkan,” jelas Aaron Sutherland, pendiri Jetsetter.
Selain lelah dengan liburan yang menguras energi, berwisata santai dilakukan untuk meluangkan waktu dengan diri sendiri. Terutama melepas penat dari informasi yang berlebihan di internet. Menurut Martin, orang-orang kini menunjukkan minat untuk berpuasa terhadap informasi. "Dan menjauh dari rentetan masukan baru yang terus-menerus untuk memperlambat segalanya dan hadir di saat ini, baik bersama teman dan keluarga atau sendiri," ujarnya.
Liburan santai bukan berarti juga liburan yang tidak terencana. Tapi sebaliknya merencanakan liburan dengan matang mulai dari tempat, waktu dan alasannya. Carl Cronje, salah satu pendiri TourAxis menc mengatakan buat rencana tentang ke mana, kapan, dan mengapa ingin pergi ke tempat itu. Agar perjalanan ini bisa berjalan sesuai dengan rencana, hindari liburan saat musim ramai. Ketahui bulan-bulan ramai masing-masing tempat yang ingin dikunjungi agar berwisata tetap santai.
"Italia tidak terlalu ramai selama bulan Desember, Januari, dan Februari, sedangkan bulan November hingga Maret cenderung menjadi musim sepi bagi Kepulauan Yunani,” kata Cronje.
Sementara dalam memilih destinasi dan aktivitas liburan yang santai, tidak harus yang tidak banyak melakukan kegiatan aktif. Tapi apapun yang mendorong untuk memperlambat dan menyadari momen tersebut. Misalnya apabila waktu kesempatan liburan berada di waktu ramai, maka pilihlah destinasi yang tidak populer atau mampir ke tempat yang membosankan.
Seperti sekolah memasak, mengunjungi museum, menjelajahi pameran, atau mengunjungi kawasan seni. Pilihan liburan santai lainnya adalah menjelajahi negara atau benua dengan kereta api. Ada beberapa pilihan perjalanan kereta jarak jauh yang menawarkan pengalaman menarik, seperti VIA Rail Canda yang melalui hutan musim dingin dan auora borealis, atau Venice Simplon-Orient-Express yang menjelajahi pedesaandengan rangkaian kereta api klasik.
Wisata kapal pesiar juga memungkinkan banyak waktu senggang. Jalur pelayaran sungai msalnya, menawarkan beberapa perairan di dunia. Pilihan lainnya adalah mengikuti program kesehatan atau beristirahat di tempat terpencil.
NIA NUR FADILLAH | USA TODAY
Pilihan editor: 5 Cara Memilih Tempat Wisata Liburan Keluarga