Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Alasan Pemberian Makan Gratis di Masjid Baitul Huda Bandung Dihentikan selama Bulan Puasa

Berlangsung rutin dari Senin hingga Sabtu, pengurus masjid rata-rata menyiapkan sekitar 300-400 kotak makan di luar Ramadan.

3 Maret 2025 | 16.56 WIB

Masjid Baitul Huda di Kota Bandung yang membagikan makan siang gratis setiap hari selama delapan bulan terakhir. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Perbesar
Masjid Baitul Huda di Kota Bandung yang membagikan makan siang gratis setiap hari selama delapan bulan terakhir. (TEMPO/ANWAR SISWADI)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pengelola Masjid Baitul Huda di Jalan Terusan Jakarta Nomor 138, Antapani Tengah, Kota Bandung, lazim membagikan makan siang gratis setiap hari selama delapan bulan terakhir. Namun di bulan puasa, alih-alih digeser ke waktu berbuka, pembagian makan gratis malah ditiadakan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah seorang pengurus masjid, Asep Hidayat, mengatakan bahwa sebenarnya makan gratis dari masjid ini bukannya ditidakan, hanya saja dialihkan ke masjid lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Makan gratis tetap ada tapi dibagikan ke masjid-masjid yang ada di Bandung,” kata Asep yang ditemui di Bandung, Senin, 3 Maret 2025. 

Masjid yang jadi Lokasi Pembagian Makanan

Menurut dia, pembagian makan gratis dialihkan ke masjid-masjid besar yang bisa menampung banyak jamaah. Hingga sepuluh hari pertama Ramadan, setiap hari Masjid Baitul Huda menyalurkan seribu porsi. Setiap hari masjid besar yang dikirim berganti lokasinya, jadwalnya mulai dari Masjid Al Lathif, Masjid Raya Al Jabbar, Masjid Pusdai, Masjid Salman ITB, Masjid Alun-alun Ujung Berung, Masjid AlUkhuwah, Masjid Istiqomah, Masjid Trans Studio, Masjid Alun-alun Bandung, dan Masjid Darut Tauhid.

Pada jadwal selanjutnya sepuluh hari kedua bulan puasa sudah ada sepuluh lokasi masjid lain di Bandung. Namun, belum ditentukan jumlah porsi makan gratisnya.

Pihak pengelola Masjid Baitul Huda terus membuka rekening bagi para donatur yang ingin ikut berbagi makan gratis. “Kalau di sini kegiatannya dikhususkan untuk ibadah salat, kajian ilmu, pengajian, selama bulan puasa,” kata Asep.

Warga makan siang gratis Masjid Baitul Huda setiap hari, Februari 2025, kecuali di saat bulan puasa sekarang ini.(TEMPO/ANWAR SISWADI)

Masjid Makan-makan

Masjid Baitul Huda yang dikenal sebagai Masjid Makan-makan, biasanya setiap hari menyiapkan makan siang gratis. Sebelum puasa pada 10 Februari lalu, misalnya, terlihat orang ramai berdatangan menjelang waktu zuhur pada tengah hari. Ruangan masjid yang seluas 100 meter persegi penuh oleh sekitar 60 orang jamaah. Selebihnya mereka memenuhi halaman teras samping yang mengapit masjid. 

Usai salat zuhur yang disambung membaca Al-Quran selama kurang lebih 30 menit, kotak berisi makanan dibagikan. Sebagian ada yang membawanya pulang, namun lebih banyak yang makan di tempat. Para lelaki yang duduk bersila dan diatur berbaris saling berhadapan di teras masjid. 

Seorang di antaranya Mohammad Miftahudin, 42 tahun, seorang pengemudi ojek daring. “Kalau lagi dekat masjid ini saya mampir,” katanya.

Terhitung sudah delapan bulan ia kerap singgah. Berawal dari informasi temannya, Miftah mengaku puas dengan menu makanan yang disajikan seperti daging ayam, tahu, tempe, atau telur, dan sayur. Pernah juga ia membawa pulang satu kilogram beras dan telur untuk keluarganya di rumah.

Menurutnya layanan di masjid ini unik. Miftah berharap makan siang gratis setiap hari ini bisa langgeng karena membantu masyarakat kelas menengah ke bawah. “Banyak orang yang terlantar, pendapatannya kecil, semoga donaturnya terus bertambah,” kata dia. Setelah makan dia langsung pergi mengojek lagi dengan perut kenyang.

300-400 Porsi Makan Siang per Hari

Pada hari itu sebanyak 280 kotak makanan habis dibagikan. Berlangsung rutin dari Senin hingga Sabtu, panitia rata-rata menyiapkan sekitar 300-400 kotak makan siang per hari. Khusus Jumat, porsinya bisa melonjak dengan jumlah minimal untuk 800 hingga 1.200 orang.

Adapun untuk masakannya, pengelola masjid melibatkan belasan warga sekitar dan pelaku usaha mikro kecil menengah. Di akhir pekan, panitia menggaet penjual baso tahu, batagor, soto, sate, lontong kari, bakso, atau mi kocok yang bisa dinikmati pengunjung secara gratis. Selain itu, panitia pada hari Rabu dan Sabtu menyajikan hidangan prasmanan. “Semuanya itu dari para donatur,” kata Asep. 

Para penyumbang ada yang memberi uang, paket makanan, telur ayam, hingga layanan cukur gratis bagi 20 orang lelaki tiap Jumat di pelataran masjid. Ada juga juragan jajanan cilok yang berderma seribu butir setiap hari.

Menurut Asep, pembagian makanan secara gratis setiap hari itu dirintis sejak Juni 2024 dari hasil patungan pengurus dan relawan masjid. Mulai dari 40 kotak makanan, beberapa bulan kemudian terus bertambah seiring donasi yang masuk. Besarnya animo donatur juga ikut dipengaruhi oleh konten yang dibuat pihak masjid di media sosial.

Anwar Siswadi (Kontributor)

Anwar Siswadi (Kontributor)

Kontributor Tempo di Bandung

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus