Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Amanat Gogon, Ingin Dimakamkan Dekat Pusara Orang Tuanya

Jenazah Gogon direncanakan tiba di rumah duka di Boyolali pada Selasa sore.

15 Mei 2018 | 14.17 WIB

Gogon Srimulat lahir di Surakarta pada 31 Desember 1959. Pelawak yang terkenal bersama Grup Srimulat ini dikenal dengan rambut jambul khasnya. ANTARA
Perbesar
Gogon Srimulat lahir di Surakarta pada 31 Desember 1959. Pelawak yang terkenal bersama Grup Srimulat ini dikenal dengan rambut jambul khasnya. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Boyolali - Jenazah Margono alias Gogon, salah satu personel grup komedi Srimulat, dijadwalkan tiba di rumah duka, di Dukuh Bukur Ireng RT 10 RW 2, Desa Bendan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, pada Selasa sore, 15 Mei 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Komedian yang khas dengan model rambut jambul itu rencananya dimakamkan di dekat pusara orang tuanya di tempat pemakaman umum setempat pada Rabu, 16 Mei. “Semasa hidupnya, beliau (Gogon) pernah berpesan, jika meninggal, ingin dimakamkan di Banyudono, dekat dengan makam orang tuanya,” kata asisten Gogon, Iteng Sahifah, di rumah duka pada Selasa siang.

Gogon meninggal dunia di Rumah Sakit Kota Bumi, Lampung, pada Selasa, sekitar pukul 05.00. Gogon mengembuskan napas terakhir di usia 58 tahun akibat kelelahan seusai manggung di sebuah kegiatan kampanye menjelang pemilihan kepala daerah di Lampung.

Meski jenazah Gogon belum tiba dari Lampung, para pelayat sudah hilir mudik ke rumah duka di Desa Bendan, Boyolali. Di muka rumahnya, terpasang sebuah pigura jumbo berukuran 24 R yang memajang foto Gogon sedang tersenyum saat berpose mengenakan jas hijau berlapis baju batik.

Iteng mengatakan pihak keluarga di Boyolali baru mendapat kabar duka ihwal meninggalnya Gogon pada sekitar pukul 06.15. “Kabar itu disampaikan Ari Mustika (anak Gogon yang turut menemani sang ayah ke Lampung) via telepon,” kata Iteng, yang kebetulan tidak ikut ke Lampung.

Dari pengamatannya selama 13 tahun menjadi pendamping Gogon, Iteng mengatakan padatnya pekerjaan sering membuat Gogon kecapekan. Belakangan ini pekerjaan Gogon memang terbilang padat. Sebelum berangkat ke Lampung dua hari lalu, Gogon hanya sempat singgah sebentar di Boyolali setelah menghadiri serangkaian acara di Semarang, Bekasi, dan Bandung. Kepada Iteng, lelaki kelahiran 31 Desember 1959 itu sering mengeluh capek dan dadanya terasa sesak. “Beliau sempat punya riwayat penyakit jantung, tapi sudah sembuh sejak lama. Selama ini beliau juga selalu menjaga asupan makanannya,” kata Iteng.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus