Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - Penyanyi keroncong legendaris, Waldjinah tengah berduka. Anak bungsunya, Bintang Nur Cahya, 54 tahun, meninggal pada Jum'at pagi, 5 Juli 2019. Nama Bintang Nur Cahya ini ternyata memiliki cerita tersendiri karena diberikan oleh Presiden pertama RI, Sukarno.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anak keempat Waldjinah, Ari Mulyono mengatakan Waldjinah diundang ke Istana Negara untuk menerima penghargaan Bintang Radio saat hamil Bintang Nur Cahya, pada 1965. "Presiden Sukarno sempat mengelus perut Ibu dan berpesan untuk memberi nama Bintang," kata Ari.
Maestro leroncong Waldjinah (dua dari kiri) bersedih karena anak bungsunya, Bintang Nur Cahya meninggal, Jum'at 5 Juli 2019. Bintang meninggal setelah dirawat di rumah sakit karena menderita penyakit jantung. TEMPO | Ahmad Rafiq
Ketika adiknya lahir, Ari melanjutkan, ayah dan ibunya mengikuti pesan Sukarno agar memberi nama Bintang. Waldjinah dan suaminya, Soelis Moelyo Boedi Poespopranoto menambahkan nama Nur Cahya.
Jadilah anak itu bernama Bintang Nur Cahya. Ari Mulyono mengatakan Bintang menjadi anak bungsu lantaran Waldjinah dinasehati oleh seorang dokter agar tidak hamil lagi.
Anak bungsu penyanyi keroncong Waldjinah, Bintang Nur Cahya meninggal pada Jum'at 5 Juli 2019. Bintang meninggal setelah dirawat di rumah sakit karena menderita penyakit jantung. TEMPO | Ahmad Rafiq
Menurut Ari Mulyono, Bintang mengidap penyakit jantung sejak 11 tahun terakhir. "Sudah berkali-kali masuk rumah sakit," katanya. Beberapa waktu sebelum meninggal, fungsi jantungnya hanya tinggal 20 persen.
Baca juga: Waldjinah: Kadang Lupa Lirik Lagu
Selama ini Bintang tinggal serumah dengan Waldjinah. Meski demikian, dia tidak mengambil jalur musik dalam kehidupannya. Jenazah Bintang disemayamkan di rumahnya sebelum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Pracimaloyo.