Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Anggota Pramuka Selamatkan Penumpang yang Mengalami Henti Jantung di Tengah Penerbangan

Anak-anak Pramuka itu menjadi bagian dari kelompok orang di pesawat yang melakukan CPR pada seorang pria tak dikenal selama lebih dari 40 menit.

30 Juli 2024 | 14.53 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok anggota Pramuka yang pulang dari perkemahan petualangan di New Mexico membantu menyelamatkan nyawa seorang pria yang mengalami henti jantung di pesawat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut ABC News, di tengah penerbangan selama empat jam dari New Mexico ke bandara LaGuardia di New York, seseotang mengalami henti jantung. Pramugari menanyakan melalui pengumuman apakah ada dokter di dalam pesawat. Tiga dokter dan seorang perawat menanggapi dan mulai melakukan CPR pada seorang penumpang yang mengalami henti jantung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemimpin pramuka, Evan Gilder, tahu bahwa CPR sulit dilakukan dalam jangka waktu yang lama, dan mereka memiliki waktu lebih dari 40 menit sampai pesawat dapat melakukan pendaratan darurat di Pittsburgh.

"Anda dapat melakukan (CPR) selama beberapa menit tapi Anda benar-benar akan kelelahan," kata Gilder kepada media tersebut.

CPR Bergantian

Salah satu anak laki-laki tersebut, Ariel Yaron, seorang Pramuka Elang berusia 16 tahun, mengingat Gilder yang memanggil anak-anak laki-laki tersebut untuk bertindak.

"Ia berkata, 'Anak-anak, semua yang tahu pelatihan CPR, maju! Maju! Maju!,'" kata Yaron mengenang. Moshe Grimaldi yang berusia 17 tahun juga berdiri untuk membantu, mengantre untuk membentuk rotasi orang-orang yang melakukan kompresi dada.

Anak-anak itu adalah bagian dari kelompok orang di pesawat yang bersama-sama melakukan CPR pada seorang pria tak dikenal selama lebih dari 40 menit.

Gilder mengingat bahwa ketika pesawat bersiap untuk mendarat, seorang pramugari meminta semua orang untuk duduk, tetapi, katanya, "Salah satu dokter, dengan suara paling tenang berkata, 'Jika kita melakukan itu, pasien ini pasti akan meninggal.'"

Ia menambahkan bahwa ketika pesawat akan mendarat darurat di Pittsburgh, Pennsylvania, AS, dokter mendeteksi denyut nadi.

Yaron telah mempelajari CPR sebagai seorang Pramuka di usia dini. Keterampilannya itu terbukti di kala mengalami situasi darurat seperti dalam penerbangan itu. 

PEOPLE | ABC NEWS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus