Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Bilik Makan, Cara Makan Malam Romantis Ala New Normal

Mediamatic Eten mengembangkan restoran dengan bilik makan kaca. Resto ini bisa jadi tren new normal, yang beradaptasi dengan aturan jarak sosial.

7 Mei 2020 | 09.38 WIB

Pengunjung berbincang dalam kabin kaca "quarantine greenhouses" saat menunggu makanan ketika uji coba  di Amsterdam, Belanda, 5 Mei 2020. Quarantine greenhouses baru diujicobkan untuk anggota keluarga dan teman dari staf ETEN. REUTERS/Eva Plevier
Perbesar
Pengunjung berbincang dalam kabin kaca "quarantine greenhouses" saat menunggu makanan ketika uji coba di Amsterdam, Belanda, 5 Mei 2020. Quarantine greenhouses baru diujicobkan untuk anggota keluarga dan teman dari staf ETEN. REUTERS/Eva Plevier

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Wabah virus corona membuat peradaban manusia berubah total, dengan hadirnya era "new normal". Salah satunya, cara warga berwisata kuliner. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Jarak fisik di bar dan restoran akan menjadi salah satu elemen paling, pasca-Covid-19. Meskipun restoran sulit menerapkannya, namun satu restoran di Amsterdam telah menemukan solusi cerdas. Seperti dilaporkan Lonely Planet, Mediamatic Eten membuka restoran dengan bentuk kubikal atau bilik. Restoran vegan tepi laut itu berencana mulai menerima tamu pada 21 Mei.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Para tamu akan duduk di dalam struktur kaca tertutup yang disebut restoran 'serres séparées' atau rumah kaca terpisah. Masing-masing bilik kaca dilengkapi dengan meja untuk dua orang. Tentu saja, kamar-kamar itu direkomendasikan hanya untuk orang-orang yang sudah tinggal bersama, tetapi mereka dapat melayani tiga orang, jika diperlukan, atau untuk tamu sendirian.

Lokasinya menawarkan pemandangan kota yang luar biasa. Mediamatic Eten telah menguji coba melayani pengunjung, dengan empat hidangan nabati di rumah kaca kecil mereka.

Perlu diketahui Mediamatic Eten bukan chain restoran internasional atau usaha independen. Ia adalah bagian dari pusat seni dan kewirausahaan di bawah Mediamatic Biotoop, yang berfokus pada keberlanjutan.

Jika memungkinkan, mereka juga menawarkan makanan yang bersumber dari produsen lokal dan menciptakan hidangan, berdasarkan ketersediaan bahan musiman dari produsen terpilih.

Mereka mengambil sayur mayur dari kebun aquaponik dan produk fermentasi di Mediamatic Clean Lab. Makanan yang dihidangkan biasanya dimaksudkan untuk berbagi. Jadi, penggunaan tangan secara langsung pada makanan sangat disarankan, daripada menggunakan peralatan makan.

Dalam pandemi Covid-19, Mediamatic Eten fokus menawarkan konsep baru dalam bisnis hospitality yang aman. Namun mereka juga menanti, penggunaan bilik makan dari kaca mendapatkan izin dari otoritas lokal dan nasional Belanda.

Pramusaji menyajikan makanan untuk pelanggan menggunakan papan panjang saat uji coba di dalam kabin kaca "quarantine greenhouses" di Amsterdam, Belanda, 5 Mei 2020. Restoran ini terlihat glamor, dengan diterangi cahaya lilin dan pemandangan tepi sungai. REUTERS/Eva Plevier

Jika mendapat lampu hijau, restoran berencana untuk menawarkan slot waktu dari jam 18.00 - 20.30 atau dari 20.30 - 23.00. 

Restoran dengan meja berbilik yang ditawarkan Mediamatic Eten, mungkin saja bisa jadi tren pada masa mendatang. Pasalnya, Italia sedang mempertimbangkan lembaran plexiglass yang tinggi, sebagai pembatas kursi untuk berjemur, "Saya telah melihat gambarnya," kata Ulf Sonntag dari Institute for Tourism Research di Eropa Utara kepada BBC, "Italia serius menggunakannya."

New Normal memang bakal mengubah cara berwisaya. Sonntag mengatakan, kota-kota wisata di Eropa juga mencari cara untuk mengatur tamu di hotel. Misalnya, kerumuman di kolam renang sudah tak mungkin lagi, bila ingin konsisten menjaga jarak. Restoran pun, juga harus memperlebar jarak antar meja. Meletakkan hand sanitizer di setiap meja dan menyusun menu a la carte untuk menggantikan prasmanan".

Nikolaos Sipsas, seorang profesor kedokteran di Athena, setuju bahwa makanan prasmanan adalah risiko besar, sama halnya berkumpul di kolam renang, bar, dan pantai.

Suasan kabin kaca "quarantine greenhouses" saat uji coba di Amsterdam, Belanda, 5 Mei 2020. REUTERS/Eva Plevier

"Saya melihat pantai-pantai Yunani jarang penduduknya, dengan kata lain akan ada pemandian, tetapi mereka tidak akan berdekatan satu sama lain. Kita tidak akan melihat fenomena pantai terorganisir dengan handuk tepat di sebelah satu sama lain," katanya.

 
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus