Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Motivator dan pengusaha Merry Riana resmi bergabung sebagai Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenko IPK) yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Melansir dari video yang diunggah di Instagram Merry pada Sabtu, 9 November, penunjukkan ini diumumkan langsung oleh AHY di ajang InspiraFest, yang dihadiri lebih dari 3.000 peserta dari berbagai kalangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam acara tersebut, AHY berkata, "Saya ingin kita semua menjadi super team yang kokoh, hebat, berisi orang-orang tangguh, berkapasitas. Dan, di antaranya orang seperti itu ada di sini yang bernama Merry Riana."
Hari Pertama Merry Riana Jadi Stafsus
Merry tak menyangka perjalanannya kini membawanya ke ranah pemerintahan. Melalui unggahan Instagram pada Rabu, 13 November 2024, Merry berbagi cerita tentang hari pertamanya sebagai Staf Khusus. “Ini dia penampakan kantor sementara saya sebagai Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan,” kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan, itu adalah hari pertamanya mulai bertugas. Belum lama diangkat, Merry juga mengaku terkejut dengan kecepatan tim Kemenko IPK dalam memfasilitasi integrasinya. "Benar-benar sat-set karena seperti yang kalian tahu Sabtu kemarin di InspiraFest saya baru aja diajak Pak AHY untuk bergabung,” tutur perempuan berdarah Tionghoa itu.
Kegiatan Merry di Kemenko IPK
Sebagai Staf Khusus, Merry segera disertakan dalam kegiatan kementerian. Ia bercerita, Senin lalu langsung berkesempatan memonitor kegiatan AHY selama kunjungan kerja di Bali. Merry juga berbagi kegiatannya pada Selasa, 12 November.
"Hari ini ketemu dengan Pak Menko, mendengarkan paparan bersama, dan meeting bersama seluruh Staf Khusus dan Tenaga Ahli Menteri,” ungkap Merry seraya menunjukkan ruangan pertemuan, dan tim barunya.
Dalam video tersebut, AHY juga menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur yang berkeadilan, "Kita bahas banyak hal ya. Jadi konektivitas infrastruktur yang berkeadilan dan tentunya bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia," kata putra dari Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhonono itu.
Merry Riana dan Harapan untuk Jabatan Barunya
Menjadi bagian dari kementerian ini adalah langkah yang tak pernah dibayangkan Merry sebelumnya. Ia mengaku ini adalah pengalaman pertamanya bekerja secara formal di pemerintahan, setelah lebih dari dua dekade berkarya di dunia bisnis. “Rasanya seperti kembali memulai perjalanan yang baru,” kata Merry.
Perempuan kelahiran 1980 itu rupanya juga memiliki hubungan lama dengan AHY. Keduanya adalah alumni Nanyang Technological University (NTU) Singapura, mereka bahkan pernah menerima penghargaan bergengsi Nanyang Outstanding Young Alumni Award.
Merry adalah orang Indonesia pertama yang meraih penghargaan tersebut pada 2006, sementara AHY menyusul pada 2013 sebagai peraih pertama dari kalangan militer. Keduanya juga sempat mendalami ilmu di Harvard University. "Kebetulan almamater kami sama: NTU. Beliau selalu menjadi inspirasi bagi saya," tulis Merry dalam unggahan di Instagram.
Kiprah Merry Riana sebagai Motivator
Merry Riana lahir pada 29 Mei 1980. Ia mengawali pendidikan di Jakarta dan melanjutkan studi ke NTU Singapura jurusan Electrical and Electronic Engineering akibat kerusuhan di Indonesia pada 1998. Perjalanan Merry Riana sebagai motivator dimulai sejak kesuksesannya melunasi utang pendidikan sebesar SG$ 40.000 (setara Rp 470.760.000) di Singapura pada usia muda.
Selama kuliah, ia melakukan banyak pekerjaan sambilan, bahkan mempelajari bisnis. Perjalanan di perantauan tidaklah mudah, ia juga banyak menghadapi kegagalan. Usai Merry merampungkan kuliah di Singapura, ia memulai karier sebagai penasihat keuangan di perusahaan asuransi.
Dalam enam bulan pertama, kerja meras Merry berbuah manis, ia bahkan berhasil melunasi seluruh utangnya. Tak hanya itu, dalam satu tahun, Merry mampu menghasilkan sekitar SG$ 200.000, atau setara dengan Rp 1,5 miliar pada masa itu.
Setelah meraih kebebasan finansial di bawah usia 30 tahun, ia berbagi kisahnya dalam buku Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar pada 2011 yang menjadi best seller—dan kemudian dibuat menjadi film.