Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat dulu hanya dikenal sebagai salah satu dari tiga sentra gerabah di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Di sana, hampir sebagian besar kaum perempuan di tujuh dusun dari 10 dusun di desa tersebut melakukan pekerjaan membuat gerabah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Potensi itu akhirnya dikembangkan oleh warga desa sehingga Banyumulek menjadi destinasi wisata industri gerabah. Di sana, pengunjung bisa melihat proses pembuatan gerabah yang selanjutnya bisa dibawa pulang oleh wisatawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Banyumulek, pengrajin gerabah menghasilkan antara lain gentong, celengan, vas bunga, kap lampu, hiasan dinding dan ceret (kendi) maling. Kendi itu adalah tempat menyimpan air yang mengisinya dari bagian bawahnya namun setelah didudukkan airnya tidak tumpah.
Kepala Desa Banyumulek Haji Jamiludin menjelaskan warga desa mengembangkan objek wisata sejak 2017. Tak sekadar industri gerabah, Banyumulek menawarkan sejumlah daya tarik lainnya.
Di sana ada taman bunga seluas 1,5 hektare di Dusun Gubuk Baru dan wisata religi berupa Masjid Kembar Menara Tunggal yang akan memiliki satu menara setinggi 63 meter di tengah desa yang terpisah jalan desa.
Masjid Kembar Menara Tunggal ini semula didirikan masing-masing oleh warga dua dusun setempat. Masjid Nurul Badi'ah di sebelah barat berada di Dusun Karang Pande Banyumulek Barat, sedangkan di timur ada Masjid Silaturahmi, Dusun Mekar Sari.
''Masjid kembar menara tunggal ini menandakan persatuan,'' kata Haji Jamiludin.
Kedua masjid jaraknya terpisah sekitar 10 - 15 meter. Bentuk bangunan persis kembar. Menara tunggalnya dibangun di atas jalan yang memisahkan kedua masjid ini sehingga akan tampak menyambung.
Salah seorang pegiat pariwisata, Miftahul Firdaus yang juga anggota Badan Permusyawaratan Desa, menjelaskan saat ini warga setempat berbenah menyusun pola pariwisata yang terintegrasi. ''Karena masa mendatang menjadi one stop destination,'' kata dia.
Dengan konsep one stop destination, maka wisatawan hanya cukup ke Banyumulek, tapi bisa mendapatkan beragam fasilitas wisata yang dibutuhkan. Misalnya homestay, food court hingga pentas seni seperti pagelaran wayang Sasak dan atraksi tradisional Gendang Beliq.
''Ini yang disiapkan untuk keinginan pembeli yang datang,'' kata Miftahul.
Rencananya, menurut Miftahul, area taman Bunga akan makin lengkap dengan beragam tanaman hias seperti Aglonema amorera, Aglonema lipstik, Aglonema sirih silver, Aglonema sirih irian, Aglonema begonia, Aglonema janda bolong, Aglonema amazon, Aglonema dona carmen, Aglonema lipstik calatia, Aglonema chiang may, Aglonema leg star dan Aglonema srikandi. Di wisata religi masjid, wisatawan bisa mendapatkan paparan sejarah masjid dari masa ke masa serta tampilan beduk terbesar dan Al Qur'an di Indonesia.
Selain itu, pengrajin menyiapkan produk cinderamata terbaru menyambut penyelenggaraan MotoGP berupa helm yang masing khas Valentino Rossi atau Marc Marquez. Lainnya adalah pernak pernik dari gerabah seperti gantungan kunci, hiasan dinding dari gerabah dari berbagai ukiran dan motif.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat Saepul Akhkam mengatakan Banyumulek adalah satu dari empat desa di Lombok Barat yang mendapatkan bantuan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berupa pendampingan untuk pengembangannya. Pemerintah setempat juga membantu mencarikan sumber pembiayaan untuk penataan dan pengembangan destinasi, pengembangan amenitas pendukung, pengayaan atraksi, dan pendampingan kegiatan ekonomi kreatif. ''Desa wisata dibantu menggagas blue print kepariwisataan desa,'' ujarnya.