Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

Desak Anies Tak Jadi Dilangsungkan di Museum Diponegoro Yogyakarta, Ini Keistimewaannya

Museum Diponegoro Yogyakarta awalnya direncanakan menjadi lokasi acara Desak Anies pada 23 Januari 2024. Tetapi rencana tersebut mendadak dibatalkan.

24 Januari 2024 | 16.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perizinan acara Desak Anies yang rencananya dilangsungkan di Museum Diponegoro Sasana Wiratama, Kota Yogyakarta pada Selasa 23 Januari 2024 mendadak dicabut. Pengelola gedung tiba-tiba meminta panitia untuk mengosongkan lokasi itu satu hari sebelum kegiatan digelar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Awalnya, panitia berencana mengadakan kegiatan kampanye Anies Baswedan itu hari Selasa siang, pukul 12.30. Akan tetapi, pada Senin, 22 Januari 2024 sekitar pukul 20.00 WIB, akun instagram @aniesbaswedan dan @ubahbareng mengumumkan bahwa acara Desak Anies batal digelar di lokasi tersebut. Sebelum akhirnya dilakukan di Rocket Convention Hall, Sleman, Yogyakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Museum Diponegoro didirikan di bekas kediaman Pengeran Diponegoro di Tegalrejo. Menutut sejarahnya, kompleks ini adalah tempat tinggal Ratu Ageng (istri Hamengku Buwono I) yang merupakan nenek buyut Pangeran Diponegoro. Itu selanjutnya menjadi tempat tinggal Pangeran Diponegoro semasa kecil hingga meletusnya Perang Jawa pada 1825, dikutip dari Gregah Museum Dinas Kebudayaan DIY.

Dilansir laman Dinas Kebudayaan kota Yogyakarta, Museum Monumen Pangeran Diponegoro Sasana Wiratama merupakan museum khusus dengan koleksi berupa peninggalan-peninggalan Pangeran Diponegoro. Pengelolaan museum yang terletak di Jalan HOS Cokroaminoto TR III kota Yogyakarta tersebut dilakukan oleh Yayasan Sasana Wiratama.

Museum Diponegoro Sasana Wiratama dibangun secara bertahap dan diresmikan oleh Jenderal TNI (Purnawirawan) Soeharto pada 9 Agustus 1969. Gedung museum ini menempati bangunan bekas kediaman Pengeran Diponegoro. Tepat di tengah kompleks museum, dibangun pula sebuah monumen Pengeran Diponegoro yang menyatu dengan pendopo.

Monumen Pengeran Diponegoro merupakan pahatan relief sepanjang 20 meter dengan tinggi 4 meter. Monumen itu menceritakan keadaan Desa Tegalrejo yang menjadi tempat tinggal pengaren, perang Diponegoro, hingga saat dia tertangkap di Magelang. Pada sisi barat monumen terdapat lukisan diri pangeran. Sementara di sisi timur ada lukisan pangeran yang sedang menunggu kuda hitam siap untuk berlayar.

Museum Monumen Pangeran Diponegoro memiliki koleksi berupa senjata asli laskar Diponegoro. Termasuk tombak, bandil atau martil baja, patrem dan candrasa yang merupakan senjata lascar wanita. Terdapat pula dua senjata keramat, yakni sebuah keris dengan lekukan 21 seorang empu pada masa Kerajaan Majapahit dan sebuah pedang berasal dari Kerajaan Demak. Kedua senjata ini dipercaya bisa menolak bala. 

Sementara koleksi lainnya berupa peralatan rumah tangga yang terbuat dari kuningan, seperangkat alat gamelan milik Sri Sultan Hamengku Buwono II, meriam, dan batu Comboran yang digunakan untuk tempat minum kuda. Salah satu koleksi unggulan museum ini adalah Tembok Jebol. Itu adalah tembok kuno berlobang yang dijebol Pangeran Diponegoro dengan tangan kosong untuk menghindari kepungan tentara Belanda.

Pengeran Diponegoro sendiri merupakan seorang keturunan bangsawan yang menjadi pahlawan bangsa. Dan Museum Diponegoro Sasana Wiratama ini didirikan untuk mengenang jasa-jasa, perjuangan, serta dedikasinya dalam Perang Diponegoro. Perang melawan perlawanan penjajahan Belanda pada 1825 hingga 1830. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus