Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Di Gedung Ini, Waktu Buka Puasa Berbeda di Setiap Lantai

Mereka yang berada di lantai bawah buka puasa lebih dulu ketimbang mereka yang berada di lantai atas.

5 Mei 2020 | 18.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi menunggu buka puasa. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gedung pencakar langit Burj Khalifa, di Dubai, Uni Emirat Arab memiliki zona waktu buka puasa yang berbeda-beda. Kendati masih berada dalam satu bangunan, mereka yang berada di lantai bawah berbuka puasa lebih dulu ketimbang mereka yang berada di lantai atas. Begitu juga untuk waktu imsak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip laporan Khaleej Times, perbedaan waktu mulai puasa dan buka puasa hanya berbeda sekitar beberapa menit. Departemen Urusan Islam dan Kegiatan Amal (IACAD) Dubai pernah menerbitkan surat edaran yang isinya penghuni gedung Burj Khalifa yang tinggal di lantai 60 dan 120 akan berpuasa empat menit lebih lama dari penduduk Dubai lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perbedaan waktu imsak dan buka puasa itu disebabkan ketinggian gedung yang mencapai 828 meter. Burj Khalifa adalah salah satu bangunan tertinggi di dunia. Perbedaan waktu disebabkan ketinggian gedung pencakar langit itu. Waktu subuh di lantai 60 ke atas juga 2 menit lebih awal dari seluruh Dubai.

Ahli astrofisika Neil deGrasse Tyson menjelaskan perbedaan waktu buka puasa yang unik di gedung pencakar langit Dubai itu. "Semakin tinggi, penghuni akan melihat melampaui cakrawala lebih jauh di sepanjang kelengkungan Bumi," katanya.

Menara Burj Khalifa (tengah) dikelilingi gedung-gedung tinggi di Dubai, Uni emirat Arab. Bangunan setinggi 828 meter ini menjadi salah satu ikon kota Dubai. Chris Ratcliffe/Bloomberg via Getty Images

Kepemimpinan agama untuk fatwa Dubai juga menjelaskan tentang perbedaan waktu buka puasa di Burj Khalifa. "Semua orang yang tinggal di gedung-gedung bertingkat itu harus mempertimbangkan perbedaan waktu," kata Ahmad Al Haddad, seorang mufti besar di Dubai, sebagaimana dikutip dari Gulf News. "Karena malam bermula sedikit lambat untuk mereka."

Al Haddad menjelaskan, puasa sampai terbenam matahari terlihat lebih lama di ketinggian. Pandangan itu juga mengacu pada ilmu falak atau astronomi. Matahari terbit lebih awal dan terbenam belakangan di tempat yang lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi yang sama di permukaan tanah.

KHALEEJ TIMES | GULF NEWS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus