Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Diresmikan, Museum Batik Indonesia di TMII jadi Pusat Edukasi Batik ke Generasi Muda

Museum Batik Indonesia hadir sebagai respons pengakuan UNESCO pada 2009 terhadap batik sebagai warisan budaya takbenda yang diakui oleh dunia.

2 Oktober 2023 | 21.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk melestarikan batik adalah mengedukasi masyarakat melalui museum/Foto: Museum Batik

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Museum Batik Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, menjuadi tujuan wisata edukasi di Hari Batik Nasional 2 Oktober 2023. Museum yang baru diresmikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim pada hari ini menjadi tempat dilaksanakannya sejumlah kegiatan bertema batik

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Museum ini menyimpan ratusan koleksi batik dari seluruh Indonesia. Di antara koleksi itu, 730 dari Yayasan Batik Indonesia. Museum ini juga terbuka atas sumbangan umum yang cocok atas storyline. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Unit Museum Batik Indonesia sub Koordinator Museum Nasional Indonesia dan Museum Bank Indonesia Archangela Yudi Aprianingrum, menjelaskan bahwa karya-karya batik yang dipamerkan di museum ini akan selalu berganti. 

“Karena ruang pamernya hanya muat sekitar 100 koleksi, kita rolling. Jadi semua akan dapat giliran untuk disajikan. Rolling dilakukan tiga sampai enam bulan sekali,” ucap Arum, sapaan Archangela Yudi Aprianingrum, usai konferensi pers Hari Batik Nasional 2023 di Jakarta pekan lalu. 

Arum juga menjelaskan bahwa kain batik tersebut tidak bisa dipamerkan dalam waktu lama karena rentan terhadap cahaya dan debu. Itu juga menjadi alasan mengapa koleksi di museum ini selalu diputar.

Edukasi dan pelestarian budaya

Selain sebagai tempat pameran, Museum Batik Indonesia juga berperan memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya generasi muda, serta merawat koleksi. 

“Jadi peran kami di sini membantu memberikan edukasi kepada masyarakat apa itu batik, karena siapa lagi yang mau melestarikan kalau bukan kita dan generasi penerus, siapa yang akan melestarikan batik Indonesia?” ujar Arum.

Museum Batik Indonesia hadir sebagai respons pengakuan UNESCO 2009 terhadap batik Indonesia sebagai warisan budaya takbenda yang diakui oleh dunia. Di sini juga terdapat beragam kegiatan seperti workshop membuat batik tulis, dari mulai tahap mencanting sampai tahap pewarnaan. Arum juga menjelaskan bahwa museum ini merupakan ruang terbuka yang bisa dipakai oleh siapa pun. 

“Karena museum merupakan ruang publik, kami sangat terbuka sekali kalau ada komunitas atau sekolah, siapa pun, akademisi, pemerintah, pemerintah daerah, yang ingin berkegiatan dalam rangka pelestrian batik di Indonesia, monggo silakan memanfaatkan Museum Batik Indonesia," tutur dia. 

Museum ini dibuka pada hari selasa sampai dengan minggu, dimulai dari jam 09.00-15.00 WIB. Untuk masuk Museum Batik Indonesia, pengunjung tidak dipungut biaya alias gratis. Di museum nantinya akan ada edukator yang menjelaskan tentang koleksi batik yang sedang dipamerkan. Pengunjung boleh memotret, asal tidak menggunakan kamera profesional karena kilatannya bisa merusak kain batik.

LAYYIN AQILA 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus