ADA yang tercecer dari rencana pada acara pementasan Hoeroe Hara
Djaman Koempeni di TIM ini. Kris Biantoro, yang sedianya akan
membawakan acara, baru sampai di TIM jam 20.30 lebih. "Macet.
Saya dari rumah jam tujuh, begitu keluar dan jembatan Jalan
Guntur macet. Meski sudah ditolong pak polisi, sampai di TIM
sudah setengah sembilan," katanya, di belakang panggung setelah
acara usai.
Tapi ia sempat mengomentari acara ini Katanya "Agak kedodoran,
karena skenario tidak dipersiapkan secara rapi. Batas kapan
seorang pemeran selesai bicara, tidak jelas. Jadi
berkepanjangan. Lain kali mesti dibuat skenario yang pas. Lawak
bagaimanapun sekarang ini membutuhkan skenario yang baik. Ketika
menyambut ulang tahun TVRI dulu itu, saya rencanakan dengan
matang. Kalau saya sudah omong begini, harap yang lain cepat
keluar. Untung berjalan baik."
Arwah Setiawan, Ketua Lembaga Humor Indonesia, yang boleh
dibilang salah seorang yang paling sibuk membuat humor jadi
perhatian, setelah sibuk memberi salam kepada para pelawak
seusai acara, komentarnya begini:
Menurutnya, sebagai acara lawak konversionil ini cukup
berhasil. Meski Arwah belum bisa mengatakan bagaimana lawak yang
konvensionil itu. 'Cuma kalau dibandingkan dengan Warung Kopi
Prambors dan para pelawak muda, peserta Festival Lawak Mahasiswa
tempo hari, 'kan jelas bedanya. "
Juga Arwah agak menyayangkan penuhnya lawakan yang mengandalkan
aksi fisik, tapi kurang berbobot. Dan tentang penonton yang
penuh itu, komentarnya- "Saya tidak tahu, kalau sudah sering
diadakan apa juga penuh seperti sekarang."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini