BIASANYA mereka kurang didengar, dan jarang pula membikin berita
halaman depan suratkabar. Tapi pertemuan mereka sekali ini --
World Climate Conference -- mungkin dipandang serius. Para ahli
cuaca, klimatolog, geologi, oceanografi, geofisik, agronomi,
perikanan, ekonom, sosiolog, futurolog dan ahli angkutan --
semua itu akan terlibat dalam konperensi itu di Jenewa 12 - 23.
Pebruari. Sejumlah badan PBB dan organisasi ilmu pengetahuan
internasional ikut mendukungnya.
Dengan sekian banyak kertas kerja yang sudah masuk, demikian
Earthscan -- suatu media informasi di London tentang masalah
lingkungan, para ahli itu ingin mengingatkan bahwa gejala iklim
yang tak menentu di dunia akan mengakibatkan kekurangan bahan
makanan. Mereka mendesak sekali untuk membina cadangan pangan.
Seperti di zaman dulu, kata Dr Stephen Schneider dari pusat
penelitian atmosfir Amerika di Boulder, Colorado, rakyat Mesir
pernah diingatkan oleh Musa supaya menumpuk pangan dalam 7 tahun
sebagai cadangan menghadapi masa paceklik 7 tahun kemudian.
Genesis Strategy yang dipromosikan Schneider itu bukanlah
sekedar hendak mendramatisir keadaan. Stok pangan sedunia selama
tahun 1970-an memang, menurut anggapan FAO (Organisasi Pangan
dan Pertanian, suatu badan PBB), masih belum mencapai tingkat
aman yang minim.
Sasaran 1984
Tahun 1974 di Roma, World Food Conference membicarakan berbagai
kemungkinan guna mengatasi krisis pangan. Menlu AS ketika itu,
Henry Kissinger mengusulkan supaya pada tahun 1984 hendaknya
"tiada lagi pria, wanita atau anak-anak di mana saja di dunia
harus pergi tidur dengan perut kosong." Target itu disetujui
konperensi pangan tersebut. Tapi para negarawan dan politik
sekembalinya dari sana belum berbuat banyak untuk mencapai
sasaran tadi, sedang 1984 kian dekat pula. Tahun ini satu di
antara 4 manusia di dunia masih setengah kelaparan.
Para ilmiawan yang berkumpul di Jenewa itu meramalkan keadaan
iklim yang makin dingin. Semacam Zaman Es baru akan tiba lagi,
tapi bukan untuk selama 5000 atau mungkin 10.000 tahun. Kaum
politisi dan negarawan, tentu saja, tidak tertarik pada ramalan
jangka panjang itu. Tapi bagaimana keadaannya 10 tahun lagi,
misalnya? Kaum ilmiawan sekali ini menjawab sambil mengajak
orang melihat ke belakang.
Dari sekitar tahun 1880 s/d 1940 kata mereka, suhu dunia
meningkat perlahan-lahan. Akibatnya, 50 tahun pertama dari abad
ke-20 ini merupakan masa terpanas dan terbasah dalam banyak
ratusan tahun terdahulu. Hingga kaum tani -- termasuk di daerah
Sahel Afrika, kawasan hujan India, lumbung gandum Uni Soviet dan
padang rumput Amerika dan Kanada -- lebih beruntung. Tahun
1950-an, hasil panen umumnya lebih tinggi dibanding zaman kapan
pun --menjadi baik pula bagi penduduk dunia yang mencapai 3
milyar, malah segera naik ke 4 milyar.
Ada ahli pertanian mengatakan bahwa itu berkat Revolusi Hijau
--teknik bertanam yang makin hebat dengan bibit unggul, pupuk,
pestisida dan sebagainya. Kaum klimatolog kini mengatakan bahwa
itu juga berkat faktor iklim - terdapat iklim yang lebih hangat
dan curah hujan yang lebih baik selama ini. Tapi keadaan nyaman
itu kini berakhir.
Iklim kita akan menjadi dingin, kembali ke keadaan lebih dingin
dan kering seperti tahun 1850-an.
Tadinya iklim hangat itu timbul antara lain karena jarang
terjadi ledakan gunung berapi pada permulaan abad ke-20, hingga
debu vulkanis pun berkurang di atmosfir, dan lebih banyak sinar
matahari menembus ke bumi. Matahari itu sendiri sejak 1950-an
--karena banyak sebab yang belum diketahui -- berkurang
panasnya, hingga suhu di bumi pun menurun.
Gejala mendingin sekarang ini, kata para ahli iklim, akan
berlangsung hanya sekitar 20 tahun mendatang. Kemudian kita
memasuki zaman hangat kembali mengingat banyaknya pembakaran.
Manusia membakar lebih banyak batu bara, minyak, gas alam, dan
kayu. Akibatnya, tumpukan karbon dioksida di atmosfir telah
meningkat dengan 15% sejak 1900, dan masih akan meninggi. Karbon
dioksida di udara memungkinkan bagi sinar matahari menghangati
bumi, tapi ia menyetop panas dari bumi yang membalik ke angkasa
pada malam hari.
Sesudah sekitar tahun 2000, pengaruh pemanasan ini akan
mengatasi pendinginan yang ditimbulkan oleh debu atmosfir, dan
suhu jagat akan naik. Suhu yang naik satu atau dua derajat saja
akan cukup untuk memancing hujan. Terutama Asia dan bagian Dunia
Ketiga lainnya akan bisa memproduksi lebih banyak pangan. Tapi
tanah di AS dan Uni Soviet akan jadi lebih kering. Kedua
Superpower itu mungkin akan berkurang menanam.
Pihak Dunia Ketiga kelihatannya akan kurang bergantung pada
impor pangan dari dunia maju. Tapi ini tak akan terjadi sampai
sesudah tahun 2000. Antara sekarang dan nanti itu, planet akan
tambah dingin, tidak lebih hangat.
Kelaparan Lagi?
Proses pendinginan ini berlangsung sejak 1950-an. Sudah
kelihatan pengaruhnya pada cuaca di banyak negeri yang makin
sukar diramalkan. Garis curah hujan telah bergeser, biasanya ke
arah khatulistiwa. Telah bertambah musim kemarau, banjir, panen
jelek dan kelaparan.
Di Sahel, hujan telah berkurang k bagian utara, dan tanahnya
yang kerin itu makin jadi kering. Di bagian utara India --
selama 1960-an dan 1970-an. hujan pun tidak jatuh seperti biasa.
Rajasthan, misalnya, menjadi tambah kering.
Ada juga negeri, seperti pesisir Afrika Utara dan bagian Asia
Barat, memperoleh lebih banyak hujan dari pendinginan jagat ini.
Tapi iklim yang makin buruk ini telah merusak panen di banyak
negeri. Tahun terburuk adalah 1972 ketika panen menyedihkan di
Uni Soviet, Asia Tenggara, Australia, daratan Cina, India dan
Sahel. Menjadi buruk lagi keadaannya ketika AS tahun 1974
mengurangi stok gandumnya. Kemudian musim kelaparan melanda
Sahel, Ethiopia, Bangladesh dan beberapa bagian India.
Kaum klimatolog yang kini melihat iklim akan tambah jelek
melihat pula bahaya kelaparan akan meningkat. Tahun 1980-an dan
1990-an, kata mereka, jelas akan dilanda dingin, kemarau, musim
hujan yang gagal dan panen yang buruk. Karena itu pula mereka
menganjurkan supaya bersiap-siaplah dengan lumbung pangan.
Kerjasama melalui PBB sangat dianjurkan mereka dalam usaha
mencegah bencana sebagai akibat perobahan iklim ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini