Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Huru-hara senior

24 pelawak ibu kota mementaskan hoeroe hara djaman koempeni ciptaan s. bagyo. di teater terbuka tim. penonton penuh, meskipun lawakan agak kedodoran dan kurang berbobot. (hb)

17 Februari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK kurang dari 24 pelawak ibukota berkumpul, menyajikan satu kisah ciptaan S. Bagyo, Hoeroe Hara Djaman Koempeni. Entah karena beberapabulan yang lalu dunia humor memang mendapat perhatian istimewa (dari lomba lawak, festival lawak, diskusi lawak atau karena memang namanama seperti S. Bayo, Haji Iskak, Ateng, Eddy Gombloh, Darto Helm, Reog BKAK sangat mengundang minat. Yang jelas Teater Terbuka tak mampu menampung penonton tanggal 10 Pebruari yang lalu. Cerita bikinan Bagyo ini sebetulnya banyak memberi peluang adegan-adegan kocak. Begini. Tempo dulu, datang dua orang utusan Pangeran Jawa ke Betawi. Mereka diutus meminang puteri Haji Iskak (Esther Sumampouw). Tak tahunya ketemu pasukan Kumpeni, lalu ditawan. Berita penawanan ini sesungguhnya sampai juga ke telinga H. Iskak. Cuma dia ini nggak peduli, karena katanya: "Orang Jawa di Betawi ini 'kan banyak. Buat apa merisaukan dua orang Jawa yang ditangkap. Biarin aja." Dan karena panen berhasil, Haji Iskak bikin pesta. Tamunya banyak, termasuk Gubernur Jenderal Belanda (Ateng) yang sebenarnya tak diundang. Begitu hadir langsung saja ini Gubjen berkata kepada tuan rumah "Kamu bebas pajak." Itu karena Sang Gubjen ada hati pada puteri H. Iskak. Tentu saja wak haji tidak setuju, bukan karena apa-apa. Tapi ngeri kalau punya cucu bule. Gubjen marah. Penangkapan tak terelakkan. Tinggallah H. Iskak suami isteri. Tiba-tiba muncul Pangeran Jawa dengan seorang pengiringnya (Darto Helm dan Teten). Ini pangeran dengan bantuan murid silat H. Iskak -- berhasil membebaskan para tawanan. Dan sang Gubjcn pun dihukum oleh H. Iskak disunat. Lho, di mana Bagyo? Dia memerankan pembantu H. Iskak. Karena itu paling banyak tampil di panggung. Karena dia pulalah pementasan yang berlangsung hampir tiga jam, agak tertolong. Yang membuat pementasan berkepanjangan (kadang-kadang bertele-tele) karena segalanya diserahkan pada improvisasi pemain. Naskah -- 1% lembar ketik -- cuma garis besar saja. Lagipula -- meski naskah ini pernah mereka pentaskan di Balai Sidang Senayan tempo hari -- persiapan pementasan di TIM memang baru dilakukan Sabtu siangnya, beberapa jam sebelum pertunjukan. Itu pun hanya pengaturan pengelompokan adegan (blocking) saja. Tapi beberapa adegan bisa mengundang ger. Terutama bila yang tampil Bagyo atau Iskak. Mustinya bisa lebih seru, andai tamu-tamu itu cukup bisa memberikan respon. Walhasil, acara ini memang bukan istimewa meskipun buruk sekali juga tidak. Yang mengagumkan, kemampuan Bagyo mengumpulkan pelawak sebanyak itu, sembari juga bermain amat bagus. "Tapi cukup sukar juga, lho. Kalau disuruh mengulang, ya, nanti dulu," katanya di kamar pakaian Teater Terbuka. Direncanakan acara macam ini akan diselenggarakan secara teratur di TIM. Dan untuk yang mendatang akan mengikutsertakan juga pelawak-pelawak muda yang muncul karena adanya festival-festival lawak yang lalu. Tapi apa, sih, maksud Bagyo dengan acara ini? "Ya, untuk mengasih contoh kepada para pelawak muda bahwa yang senior bisa kerjasama. Di samping boleh juga dikatakan ini akibat perhatian pada dunia lawak akhir-akhir ini meningkat."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus