Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Film Hujan Bulan Juni, Adipati Dolken Stres Dalami Karakter

Adipati Dolken merasa kesulitan berakting dalam film terbarunya, Hujan Bulan Juni.

25 Oktober 2017 | 14.03 WIB

Adipati Dolken.TABLOIDBINTANG.COM
Perbesar
Adipati Dolken.TABLOIDBINTANG.COM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Aktor Adipati Dolken mengaku kesulitan berakting dalam film terbarunya, Hujan Bulan Juni. Ia mengatakan, jika gagal dalam satu adegan, itu pasti akan berpengaruh pada adegan selanjutnya. “Gue kasih beberapa versi, tapi sempat stres karena susah banget,” ujar Adipati di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Pusat, Rabu, 25 Oktober 2017.

Memerankan penyair Sarwono sempat menjadi pertanyaan Adipati kepada sutradara Hestu Saputra. Selain itu, Adipati mengatakan kesulitan terbesarnya adalah saat disuruh mengerti setiap tulisan Sapardi Djoko Damono, penulis puisi Hujan Bulan Juni. “Lu harus mengerti waktu Bapak Sapardi menulis puisi-puisi ini, sejarah di balik setiap puisinya,” kata Adipati menirukan jawaban Hestu atas pertanyaannya.

Baca: Alasan Adipati Dolken Kelola Dua Akun Instagram

Pria berusia 26 tahun ini mengaku mencoba menginterpretasikan sendiri karya-karya sang penyair dari perasaannya. Menurut Adipati, ia sangat terbantu karena Hesti selaku sutradara merupakan sosok yang rinci dan dapat mengulik karakter yang dia mainkan. “Jadi dikasih tahu gue kurangnya di mana, kayak gue kurang ‘sontoloyo’ ibaratnya,” ucap Adipati.

Hujan Bulan Juni merupakan film yang diadaptasi dari novel karya Sapardi dengan judul yang sama. Selain dibintangi Adipati, film ini juga dibintangi Velove Vexia, Kountaro Kakimoto, Baim Wong, Surya Saputra , Ira Wibowo, dan Jajang C. Noer. Hujan Bulan Juni akan tayang di semua bioskop di Indonesia pada 2 November 2017.

Baca:
Film Posesif, Menyorot Bentuk Kekerasan yang Luput Disadari

Film ini menceritakan tentang Pingkan (Velove Vexia), dosen muda sastra Jepang Universitas Indonesia, yang mendapatkan kesempatan belajar ke Jepang selama dua tahun. Sarwono (Adipati) nelangsa mendengar kabar akan ditinggal Pingkan, yang selama ini tidak pernah lepas dari sisinya.

Saat Sarwono ditugaskan kepala program studi untuk presentasi ke Universitas Sam Ratulangi, Manado, Pingkan pun diboyong menjadi pemandu wisata selama berada di sana. Lalu Pingkan bertemu dengan keluarga besar almarhum ayahnya yang keturunan Manado. Ia pun mulai mempertanyakan hubungannya dengan Sarwono terkait dengan perbedaan yang di mata mereka sangat besar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

AMMY HETHARIA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus