Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - PT PLN Persero menggelar Soft Opening Cagar Budaya Gardu Listrik Ngarsopuro dan Pesenkopi Heritage yang berlokasi di koridor Ngarsopuro, Jalan Diponegoro nomor 50, Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis, 14 November 2024. Gardu listrik peninggalan masa Hindia Belanda itu kini menjadi museum yang dilengkapi dengan kafe.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Executive Vice President General Affair and Property Asset PLN, Arsyadany G. Akmalaputri, mengatakan bangunan gardu listrik yang berlokasi persis di depan Puro Mangkunegaran itu merupakan satu dari ratusan aset PLN yang menjadi sasaran program revitalisasi atau restorasi. "Revitalisasi bangunan cagar budaya ini diilhami oleh buku Jejak Listrik di Tanah Raja: Listrik dan Kolonialisme di Surakarta 1901-1957 yang ditulis oleh Bapak Eko Sulistyo. Beliau juga pernah menjabat sebagai komisaris PT PLN Persero," kata Arsyadany di lokasi acara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Buku tersebut menceritakan secara mendetail perkembangan listrik, khususnya di Solo, pada masa kolonialisme sejak awal abad ke-20. Kala itu, kehadiran listrik mengubah kehidupan masyarakat sehingga kini Solo dikenal sebagai kota yang tidak pernah tidur. "Satu jejak sejarah kelistrikan di Kota Solo adalah bangunan gardu listrik Ngarsopuro ini," kata Arsyadany.
Gardu listrik Ngarsopuro berbentuk bangunan kotak persegi panjang dengan luas 97,8 meter persegi di lintasan lahan 658 meter persegi. Nama asli gardu listrik tersebut adalah transformator huis atau rumah transformator. "Kemudian bangunan gadung ini dibuat untuk melindungi transformator yang ada di dalamnya," ujar Arsyadany.
Gardu listrik Ngarsopuro ditetapkan sebagai cagar budaya peringkat kota pada 22 Februari 2024 berdasarkan keputusan Wali Kota Surakarta nomor 430/143 tahun 2024. Restorasi bangunan cagar budaya gardu listrik Ngarsopuro ini dimulai sejak 1,5 tahun yang lalu. Bagi sebagian orang, pekerjaan itu tergolong lama. "Mungkin terkait proses perizinan karena memang kami sangat berhati-hati dalam melakukan revitalisasi bangunan cagar budaya ini," kata Arsyadany.
PLN mengikuti seluruh arahan serta masukan Dinas Kebudayaan Pariwisata serta Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam revitalisasi ini. "Kami memastikan bahwa setiap detail bangunan ini dipulihkan dan dirawat untuk tetap terjaga keaslian arsitektur bangunan aslinya," ujarnya.
Koleksi artefak yang dipamerkan dalam museum bangunan cagar budaya Gardu Listrik Ngarsopuro, Solo, Jawa Tengah, 14 November 2024. Museum sekaligus bangunan cagar budaya di Solo ini baru saja melakukan soft opening. TEMPO/Septhia Ryanthie
PLN memamerkan 71 obyek peninggalan pengelola listrik masa Hindia Belanda di gardu listrik Ngarsopuro. "Selain itu, kami menggandeng mitra profesional yang telah berpengalaman dalam bidang food and beverage, yaitu dari Pesenkopi, untuk mengembangkan coffee shop yang bernuansa heritage," kata Arsyadany. PLN berharap bangunan cagar budaya itu bisa menjadi ruang interaksi bagi masyarakat Solo yang sarat budaya sekaligus mempercantik sudut kota.
Acara soft opening itu dihadiri Pangageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Dipokusumo, Pimpinan Puro Mangkunegaran Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegaran X, Direktur Legal and Management Human Capital PLN Yusuf Didi Setiarto, dan Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Solo Dhoni Widianto.