Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - Pengelola situs Petilasan Keraton Pajang, Kota Solo, Jawa Tengah, akan menyelenggarakan serangkaian acara gelar budaya pada bulan Juli 2024. Acara yang digelar bertepatan dengan momentum bulan Suro itu antara lain kirab budaya Songsong Agung Tunggorojo dan Wayangan Ruwatan Massal yang masing-masing dihelat pada awal dan akhir bulan Suro.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai persiapan awal, pengelola situs Petilasan Keraton Pajang bersama warga Paguyuban Sutrisno Tirakat Keraton Pajang melakukan kerja bakti membersihkan kawasan cagar budaya itu pada Ahad, 26 Mei 2024. Kegiatan tersebut turut diikuti oleh politikus Partai Golkar, Sekar Tandjung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Untuk perayaan bulan Suro yang tahun ini jatuh pada 7 Juli 2024, akan diselenggarakan serangkaian acara budaya di bulan Suro itu sebagai bentuk akulturasi tradisi dan ritual religiusitas," ujar Wartono selaku salah satu pengelola situs Petilasan Karaton Pajang ketika ditemui seusai kerja bakti, Ahad, 26 Mei 2024.
Jejak Sejarah Kerajaan Islam
Dia menjelaskan banyak peninggalan yang dikumpulkan di situs Petilasan Keraton Pajang merupakan jejak sejarah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Keraton Pajang merupakan kerajaan Islam yang berdiri pertama kali di tengah-tengah Pulau Jawa pada 1565 Masehi.
Keraton Pajang memiliki peran penting dalam peradaban Islam di Jawa pada abad tersebut. Bahkan, kerajaan itu menjadi simbol persatuan umat Islam mazab Syiah dan Hanafi.
Ajak Generasi Muda Mengenal Sejarah Solo
Lebih lanjut, Wartono mengajak generasi muda untuk lebih mengenal budaya dan sejarah khususnya yang ada di Kota Solo.
"Saya mengajak anak muda untuk lebih mengenal lagi kerajaan Islam pertama di tengah-tengah Pulau Jawa," tuturnya.
Ajakan yang sama juga datang dari Sekar Tandjung. Putri politikus senior Partai Golkar Akbar Tandjung itu menjelaskan bahwa Petilasan Karaton Pajang ini merupakan tempat yang sangat bersejarah.
"Tempat ini merupakan aset sejarah dan budaya yang terdapat di sekitar Kota Solo. Hari ini saya diajak warga untuk bersama-sama membersihkan ini dalam rangka menyambut bulan Suro," ucap dia.
Lebih lanjut, Ketua DPD II Partai Golkar Kota Solo yang juga digadang-gadang sebagai calon pemimpin Kota Bengawan itu mengajak masyarakat untuk mencintai dan melestarikan budaya.
"Saya mengajak masyarakat untuk lebih mengenal situs bersejarah yang menjadi asal-muasal Kota Solo, agar kita semakin mencintai kota ini dan merealisasikan potensi kemajuannya dengan tetap melestarikan akarnya," katanya.
Dia pun berharap pelestarian budaya situs bersejarah itu juga mampu menjadi penggerak perekonomian warga di Kota Solo.
SEPTHIA RYANTHIE