Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang yang masih bingung dengan penyebutan gereja ataupun katedral. Bahkan, beberapa orang sering keliru menyebut keduanya. Hal ini karena memag fungsi dari keduanya hampir sama, yaitu sama-sama digunakan untuk beribadah. Lalu, apa perbedaan di antara gereja dan katedral?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gereja
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Melansir laman Aleteia, disebutkan bahwa gereja merupakan istilah tempat ibadah bagi seluruh umat Kristen, baik Katolik maupun Protestan. Secara umum, gereja difungsikan sebagai tempat berkumpul, berdoa, dan beribadah bagi seluruh umat Kristen.
Walau begitu, gereja memilikki variasi dalam hal bentuk. Variasi ini muncul karena beragamnya aliran dalam agama Kristen. Bahkan, kalau mau diartikan secara luas, gereja bukan hanya sebatas bentuk fisik dari suatu bangunan, tetapi gereja adalah umat Kristen itu sendiri.
Katedral
Berbeda dengan gereja, Katedral merupakan rumah ibadah yang juga menjadi kantor bagi para uskup. Secara etimologis, katedral berasal dari bahasa Latin cathedra yang memilikki arti tempat atau otoritas keuskupan.
Selain itu, Katedral biasanya tidak banyak dijumpai di banyak wilayah karena dalam Katolik setiap wilayah hanya akan memilikki satu Katedral saja sesuai dengan wilayah Keuskupan. Di Indonesia, Katedral yang sangat populer adalah Katedral Jakarta milik Keuskupan Agung Jakarta.
Sejarah Gereja Katedral, Jakarta
Gereja Katedral Jakarta bernama resmi Gereja Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga. Gedung gereja ini diresmikan pada 1901 dan dibangun dengan arsitektur neogotik dari Eropa. Pada tahun 1890, gereja ini pernah roboh dan dibangun kembali.
Gereja Katedral yang sekarang ini dirancang dan dimulai Pastor Antonius Dijkmans dan peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Pro-vikaris, Carolus Wenneker. Pekerjaan ini kemudian dilanjutkan oleh Cuypers-Hulswit ketika Dijkmans tidak bisa melanjutkannya, dan kemudian diresmikan dan diberkati pada 21 April 1901 oleh Mgr. Edmundus Sybradus Luypen, S.J., Vikaris Apostolik Jakarta.
EIBEN HEIZIER
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.