Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salju merupakan hal yang lumrah ditemui di negara-negara beriklim subtropis. Ketika memasuki musim dingin, negara-negara subtropis biasanya akan dihujani salju yang datang bersamaan dengan cuaca super dingin. Namun, salju ternyata juga bisa ditemui di negara tropis, salah satunya adalah Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Puncak Jaya yang berada di rangkaian Pegunungan Jayawijaya, Papua merupakan wilayah di Indonesia yang terdapat salju. Hal tersebut membuat Puncak Jaya, atau yang dikenal sebagai Puncak Carstensz Pyramid, menjadi salah satu puncak pegunungan yang paling terkenal di Indonesia. Salju yang berada di sana dikenal sebagai salju abadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mencapai Puncak Jaya memerlukan usaha yang cukup besar dan sulit. Dilansir dari kemenparekraf.go.id, Puncak Jaya memiliki ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl), yang membuatnya menjadi salah satu gunung tertinggi di Indonesia. Selain ketinggiannya yang cukup ekstrem, Puncak Jaya juga merupakan sebuah gunung karang atau limestone. Hal tersebut membuat Puncak Jaya cukup sulit untuk didaki. Perlu kemampuan mendaki yang cukup baik untuk mendaki Puncak Jaya.
Pendakian yang berat dan penuh perjuangan akan terbayar ketika berhasil mencapai Puncak Jaya. Hamparan salju abadi yang tetap bersinar di tengah udara panas iklim tropis siap memanjakan mata pendaki yang berhasil mencapai puncak. Sayangnya, salju abadi yang berada di Puncak Jaya dikabarkan akan segera hilang.
Dilansir dari tempo.co, perubahan iklim yang tidak bisa dibendung akan mengancam keberadaan salju abadi. Selain itu, gletser yang berada di Puncak Jaya tidak mampu bertahan terlalu lama di tengah terpaan cuaca panas iklim tropis.
Pada 2010, ketebalan gletser di Puncak Jaya mencapai 32 meter. Namun kini, gletser di Puncak Jaya terus mengalami penipisan hingga 7 meter setiap tahunnya. Selain ketebalan, gletser yang ada di Puncak Jaya juga semakin menyusut. Pada 2020, gletser di Puncak Jaya hanya tersisa seluas 100 hektare, padahal dahulu luasnya mencapai 2000 hektare.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi penipisan lapisan salju dan gletser di Puncak Jaya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah berupaya untuk merangkul Pemerintah Daerah dan berbagai organisasi internasional untuk melindungi salju abadi. Salah satu upaya tersebut adalah dengan memberantas praktik penebangan dan penggundulan hutan liar yang mengakibatkan emisi karbon meningkat.
BANGKIT ADHI WIGUNA