Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah lonjakan kasus wabah virus corona atau Covid-19 di Italia, Perdana Menteri Giuseppe Conte menerapkan lockdown atau mengunci seluruh negeri, membatasi perjalanan, liburan, bekerja, ibadah ke gereja, dan aspek kehidupan lainnya bagi 60 juta warganya. Italia memiliki jumlah kematian tertinggi akibat virus corona di luar Cina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara itu di Cina, setidaknya 24.700 orang telah terinfeksi dan lebih dari 1.800 orang telah meninggal di Cina pada hari Minggu, 15 Maret 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagaimana dinukil dari business Insider, penguncian Italia mungkin merupakan karantina terbesar di luar Cina, tempat hampir setengah dari populasi Cina - sekitar 780 juta orang - berada di bawah semacam pembatasan perjalanan, menurut perkiraan 17 Februari oleh CNN.
Spanyol berada di belakang Italia, lalu diikuti Prancis. Negara-negara di seluruh dunia telah menutup perbatasan mereka. Sementara itu, El Salvador telah memberlakukan karantina nasional pada populasi 6,4 juta orang dan melarang wisatawan mancanegara memasuki negara itu, meskipun sejauh ini tidak ada kasus virus yang dikonfirmasi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang secara resmi menyatakan wabah pandemic virus corona, dalam pekan ini menyerukan "semua negara untuk melanjutkan upaya yang efektif dalam membatasi jumlah kasus dan memperlambat penyebaran virus."
Menurut Lindsay Wiley, seorang profesor hukum kesehatan di Washington College of Law, mengatakan kepada Vox, lockdown atau "penguncian" bukan semata-mata sebagai penutupan total, tapi bisa diartikan karantina geografis, yang mewajibkan individu untuk tinggal di rumah, menutup jenis bisnis tertentu, atau melarang acara dan pertemuan.
Berikut adalah negara dan wilayah yang telah menerapkan karantina massal wajib dan menutup perbatasan, sebagaimana dinukil dari Business Insider.
Cina
Cina menerapkan karantina terbesar dalam sejarah manusia untuk mencoba membendung virus corona. Negeri itu mengunci setidaknya 16 kota pada akhir Januari 2020.
Petugas paramiliter Cina mengenakan masker sedang berjaga di pintu masuk Stasiun Kereta Api Hankou yang ditutup setelah kota itu dikarantina karena merebaknya virus corona baru di Wuhan, provinsi Hubei, Cina 23 Januari 2020.[China Daily via REUTERS]
Sebuah analisis oleh CNN pada pertengahan Februari menemukan bahwa hampir setengah dari populasi Cina - sekitar 780 juta orang – dibatasi pergerakannya. Pada puncaknya, menurut The Wall Street Journal, 20 provinsi diisolasi.
Wuhan, tempat virus pertama kali muncul, dikunci pada 23 Januari 2020 diisolasi. Pemerintah Cina memutus transportasi ke Wuhan dan menutup banyak ruang publik. Selama hampir enam minggu, jalanan hampir sepi. Penduduk kota Wuhan mengurung diri mereka di rumah.
Segera setelah menerapkan pembatasan pada Wuhan, Cina mengunci 15 kota lain, termasuk Huanggang, sebuah kota berpenduduk 7,5 juta orang, dan Suizhou, yang merupakan rumah bagi hampir 11 juta.
Italia
Di Italia, penguncian nasional diberlakukan pada 10 Maret 2020, yang membatasi hampir semua aspek kehidupan bagi 60 juta warganya, termasuk ritel, liburan, ibadah, dan perjalanan. Lebih dari 1.800 orang telah meninggal akibat virus di Italia, dan setidaknya 24.700 telah terinfeksi di sana pada hari Minggu, 15 Maret 2020.
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte menggambarkan kebijakan karantina sebagai "Saya tinggal di rumah," menurut BBC. Kompetisi sepakbola, sekolah dan universitas, museum, pusat budaya, kolam renang, dan spa ditutup di seluruh negeri, seperti yang dilaporkan oleh, Mia Jankowicz dari Business Insider.
Sementara transportasi umum dan bandara masih beroperasi, hanya perjalanan penting yang diizinkan. Dan bagi mereka yang ingin bekerja atau memiliki keperluan keluarga, harus mendapat izin polisi.Paus Fransiskus berjalan di Roma yang sepi untuk berdoa di dua tempat suci, untuk berdoa agar pandemi virus Corona berakhir, di Roma, Italia 15 Maret 2020. Vatikan Media / Handout via REUTERS
Denmark
Denmark menjadi negara Eropa kedua yang memberlakukan kuncian nasional sebagai tanggapan terhadap virus corona. Pemerintah Denmark menutup perbatasannya mulai 14 Maret dan berlangsung hingga 13 April dalam upaya mencegah penyebaran penyakit itu.
"Kami sangat sadar bahwa ini akan memiliki konsekuensi yang parah," Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengatakan dalam konferensi pers, menurut Bloomberg.
"Kami bisa melihat bagaimana situasi di Italia berkembang ke arah yang membawa malapetaka," katanya. "Semua yang kami lakukan adalah memastikan bahwa kami melewati situasi ini dengan cara yang berbeda."
Irlandia
Irlandia pada hari Kamis, 12 Maret 2020 mengumumkan akan mengunci seluruh perbatasan negara untuk menahan penyebaran penyakit virus corona.
Semua sekolah, perguruan tinggi, fasilitas penitipan anak, dan lembaga budaya akan ditutup, New York Post melaporkan. Pertemuan di dalam ruangan juga dibatasi tidak lebih dari 100 orang, dan di luar ruangan tidak lebih dari 500 orang.
"Kami belum menyaksikan pandemi seperti ini dalam memori hidup," kata Perdana Menteri Leo Varadkar dari Washington, DC, menurut Irish Times.
Spanyol
Spanyol juga memberlakukan penguncian atau isolasi nasional pada hari Sabtu, 14 Maret 2020. Pemerintah Spanyol memerintahkan 47 juta penduduknya, untuk tinggal di rumah setidaknya 15 hari, meskipun periode itu dapat diperpanjang, menurut The Washington Post.
Namun perintah itu masih memungkinkan orang untuk pergi bekerja, bank, ke dokter, dan membeli barang-barang penting. Pemerintah Spanyol juga memperpanjang penutupan regional bar, restoran, dan hotel ke seluruh negara, "Kami hanya memiliki satu tujuan, yaitu mengalahkan virus corona," kata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez dalam pidato nasional.
Petugas polisi melintasi lapangan yang hampir sepi, di tengah kekhawatiran atas wabah virus Corona di kota Basque Vitoria, Spanyol, 14 Maret 2020. [REUTERS / Vincent West]
Prancis
Prancis mengikuti langkah Spanyol menutup bisnis yang tidak penting, hanya sehari sebelum pemilihan nasional. Penutupan itu tidak termasuk toko kelontong, apotek, pompa bensin, bank, kios koran, dan toko "tembakau" yang menjual barang-barang pokok di kota-kota Prancis.
“Kami telah melihat terlalu banyak orang di kafe dan restoran. Di masa-masa biasa, ini akan membuatku bahagia. Karena ini adalah Prancis yang kita semua cintai. Tapi selama beberapa minggu, itu bukanlah kegiatan yang harus kami lakukan,” kata Perdana Menteri Édouard Philippe dalam pengumumannya, menurut CNN.
El Salvador
Presiden El Salvador mengumumkan Alerta Naranja - peringatan oranye - pada hari Rabu, 11 Maret 2020. Langkah-langkah peringatan oranye termasuk karantina nasional pada 6,4 juta warga negara itu, menutup sekolah selama tiga minggu, dan karantina 30 hari di Salvador – bagi mereka yang pulang dari luar negeri.
Menurut The Washington Post, langkah itu juga melarang wisatawan mancanegara memasuki negara itu dan melarang pertemuan lebih dari 500 orang. El Salvador, yang memiliki populasi sekitar 6,4 juta, sejauh ini tidak memiliki kasus yang dikonfirmasi mengenai virus corona baru.
"Saya tahu ini akan dikritik, tetapi mari kita menempatkan diri pada posisi Italia. Italia berharap mereka bisa melakukan ini sebelumnya, "kata Presiden El Salvador Nayib Bukele dalam pidato nasional pada hari Rabu, menurut Post. "Sistem kesehatan kami tidak pada level Italia. Bahkan tidak pada level Korea Selatan."
Polandia
Polandia mengumumkan menjalani penutupan secara nasional pada hari Jumat, 13 Maret 2020.
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengumumkan bahwa negara itu "melarang wisatawan asing memasuki negara itu, serta menutup semua restoran, bar, dan kasino," lapor The Daily Mail.
“Negara tidak akan meninggalkan (warganya),” kata Morawiecki, mengutip The Mail. "Namun, dalam situasi saat ini kami tidak dapat membiarkan diri kami menjaga perbatasan terbuka untuk orang asing."
Orang-orang dari luar negeri yang memasuki negara tersebut akan dikarantina 14 hari wajib.
Selandia Baru
Selandia Baru mengumumkan wajib karantina 14 hari untuk semua orang yang memasuki negara itu. Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern mengumumkan langkah untuk mencegah penyebaran virus corona.
“Setiap orang yang memasuki negara itu harus mengisolasi diri mereka sendiri selama 14 hari,” katanya kepada Reuters, dan semua kapal pesiar tidak akan diizinkan untuk berlabuh di negara itu sampai 30 Juni.
Australia
Keesokan harinya, Australia juga memberlakukan karantina 14 hari wajib untuk pelancong yang datang. Negara itu juga melarang kapal pesiar asing untuk berlabuh di pelabuhan selama 30 hari, menurut BBC.
"Kami tahu bahwa virus tidak dapat dihentikan sepenuhnya - tidak ada yang bisa melakukan itu - tetapi kami dapat memperlambat penyebaran," kata Perdana Menteri Scott Morrison, Minggu, 15 Maret 2020. "Dan kami mengantisipasi itu akan menjadi tugas kami selama enam bulan ke depan."
Peru dan Maroko
Pada hari Minggu, 15 Maret 2020 serangkaian pengumuman pemerintah memberlakukan pembatasan baru di seluruh dunia. Peru menutup perbatasannya dan Maroko menangguhkan penerbangan internasional.
Presiden Peru Martin Vizcarra mengumumkan penutupan perbatasan dan meminta semua warga negara, melakukan karantina sendiri selama 15 hari, lapor Reuters.
Setelah berhari-hari mengumumkan pembatasan penerbangan baru untuk negara-negara tertentu, Maroko memberlakukan suspensi habis-habisan pada penerbangan internasional ke dan dari bandara.
Kenya
Kenya telah menutup sekolah-sekolah dan memblokir warga asing untuk memasuki negara itu. Kenya menjadi negara Afrika pertama yang menerapkan tindakan-tindakan demikian, "Saya ingin meyakinkan Anda bahwa pemerintahan saya berada di garis depan dalam mengelola pandemi ini," kata Presiden Uhuru Kenyatta, menurut Al Jazeera. Kenya memiliki tiga kasus Covid-19 yang dikonfirmasi pada hari Minggu, 15 Maret 2020.
Puerto Riko
Puerto Riko memberlakukan jam malam dan menutup sebagian besar bisnis – sebagaimana yang juga dilakukan Amerika Serikat. Gubernur Wanda Vázquez menandatangani perintah eksekutif pada hari Minggu, 15 Maret 2020, untuk memberlakukan jam malam sampai 30 Maret. Perintah itu juga mengamanatkan bahwa sebagian besar bisnis tutup selama dua minggu.
Seorang perempuan memakai masker pelindung di tengah wabah virus Corona ketika berjalan di Trocadero, di depan Menara Eiffel di Paris, Prancis, 1 Februari 2020.[REUTERS]
"Mengingat bahwa tanggapan dari beberapa warga belum memadai dalam situasi darurat, prioritas kami adalah kesehatan dan untuk melindungi kehidupan kita semua yang tinggal di pulau ini," kata Vázquez. "Semua warga harus tinggal di rumah untuk menghentikan penyebaran virus ini," kata Vazquez kepada The New York Times
Ceko
Republik Ceko menutup sebagian besar toko dan restoran selama 10 hari dan melarang perjalanan ke luar negeri mulai Senin, 16 Maret 2020. Namun toko kelontong, apotek, bank, kantor pos, pompa bensin dan restoran takeaway diizinkan untuk tetap buka, menurut Reuters.
Negara ini juga telah menutup sekolah dan melarang banyak acara public, "Kami membutuhkan orang untuk pergi bekerja tetapi tetap di rumah setelah itu," kata Perdana Menteri Andrej Babis dalam konferensi pers.