Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Inilah Negara Tujuan Wisata Termahal, tapi Ekspatriat Betah Tinggal di Sana

Bagi ekspatriat, penerbangan ke Selandia Baru sangat mahal dari kebanyakan negara di dunia, harga kebutuhan hidup juga selalu naik.

3 Agustus 2023 | 06.30 WIB

Di puncak Mount Maunganui di Bay of Plenty, wisatawan bisa menyaksikan fajar dengan pemandangan 360 derajat. Dok. Tourism New Zealand
Perbesar
Di puncak Mount Maunganui di Bay of Plenty, wisatawan bisa menyaksikan fajar dengan pemandangan 360 derajat. Dok. Tourism New Zealand

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Vietnam disebut sebagai negara dengan biaya hidup termurah sehingga banyak ekspatriat yang ingin tinggal di sana. Lalu, di manakah negara dengan biaya hidup termahal?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Survei InterNations Expat Insider yang melibatkan ekspatriat di seluruh dunia untuk mengurutkan rumah mereka berdasarkan beberapa faktor utama. Ekspatriat di Selandia Baru menganggap negara itu sangat mahal dan menduduki peringkat pertama untuk negara tujuan termahal di dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dilansir dari Express, Senin, 31 Juli 2023, selain Selandia Baru, beberapa negara di Eropa juga masuk dalam daftar, yakni Norwegia di posisi kedua, Inggris di urutan ketiga, Irlandia urutan kelima, Denmark urutan ketujuh, dan Estonia di urutan ke delapan.

Ada dua negara di Asia yang masuk dalam daftar yakni Singapura di posisi keempat dan Qatar di posisi kedelapan. Dari benua Amerika, ada Kanada di urutan keenam. Posisi kesepuluh adalah Australia. 

Mahal di Ongkos

Selandia Baru berada di peringkat pertama sebagai negara termahal untuk ekspatriat.

"Mahal untuk bepergian dari Selandia Baru, jauh dari mana-mana!" kata salah seorang ekspatriat dari Amerika Serikat. 

Penerbangan ke Selandia Baru sangat mahal dari kebanyakan negara di dunia sehingga ekspatriat dapat menghabiskan banyak biaya jika mereka ingin melakukan perjalanan bolak-balik ke negara asal.

“Salah satu hal yang paling saya tidak suka tentang Selandia Baru adalah tingginya biaya hidup. Harga naik tapi tidak pernah turun," kata ekspatriat lain. 

Hampir 65 persen ekspatriat mengatakan mereka berjuang dengan biaya hidup yang tinggi di negara itu dan mereka juga merasa sulit untuk membeli perumahan.

Tingginya biaya hidup di negara tersebut salah satunya disebabkan oleh inflasi yang cukup tinggi. Tahun lalu, dikutip dari New Zealand Herald, inflasi di negara ini sebesar 7,2 persen. Inflasi ini berdampak pada harga bahan makanan yang naik sampai dua kali lipat, misalnya alpukat yang sebelumnya 7 dolar (Rp64 ribu) menjadi 15 dolar (Rp139 ribu) di 2023 atau tomat dari 5 dolar (46 ribu) menjadi 10 dolar (92 ribu).

Namun, ekspatriat sangat menyukai keindahan alam negara ini dan hampir semuanya senang dengan kualitas udaranya. Itulah yang membuat mereka betah tinggal di Selandia Baru.

EXPRESS.CO.UK | NZ HERALD

Mila Novita

Mila Novita

Bergabung dengan Tempo sejak 2013 sebagai copywriter dan bergabung dengan redaksi pada 2019 sebagai editor di kanal gaya hidup. Kini menjadi redaktur di desk Jeda yang meliputi gaya hidup, seni, perjalanan, isu internasional, dan olahraga

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Âİ 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus