Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Jakarta Fashion Week atau JFW 2023 bergulir mulai Senin, 24 Oktober 2022, di Pondok Indah Mall 3, Jakarta Selatan. Pada hari pembukaannya, pekan mode tahunan yang disebut terbesar se-Asia Tenggara ini menampilkan 12 desainer yang akan meramaikan tren busana Indonesia pada tahun mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satunya Michelle Maryam dengan brand Maryalle. Perancang asal Jakarta ini mengusung konsep unik, On the Moon, untuk tema musim panas JFW 2023. Untuk mendukung penampilan para model yang membawakan karyanya, Michelle banyak mengandalkan gimik. Sesuai dengan konsep di bulan, para peragawati memakai jubah dan lampu ala penjelajah luar angkasa dalam film fiksi sains.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gimik seperti itu mendapatkan apresiasi penonton karena membuat suasana lebih hidup. Mengutip situs web perusahaan event organizer Malaysia, Bizfield, dalam setiap acara, penonton mencari sesuatu untuk diingat. Jika pelaku pertunjukan tidak memberi mereka faktor “wow” atau gimik, meski sederhana, acara itu bisa terlupakan dengan mudah.
Desainer Michelle Maryam (tengah) dalam Jakarta Fashion Week 2023 di Pondok Indah Mall, Jakarta, 24 Oktober 2022. TEMPO/Febri Angga Palguna
Dalam pergelaran busana, faktor wow dan gimik ikut menentukan apakah acara itu akan dikenang dalam waktu lama atau terlupakan begitu show berikutnya bergulir. Dalam Paris Fashion Week pada awal bulan ini, desainer Sébastien Meyer dan Arnaud Vaillant memberikan kejutan dengan membuat gaun dari serat cair langsung di tubuh modelnya, Bella Hadid.
Supermodel asal Amerika Serikat itu hadir di tengah penonton hanya mengenakan celana dalam. Perancang dari brand Coperni dari Paris tersebut lalu menyemprotkan serat cair putih, yang sekilas mirip cat. Serat itu kemudian menjelma menjadi bahan yang solid dan dibentuk menjadi gaun dengan pundak terbuka.
Dalam tingkatan yang berbeda, faktor wow seperti itulah yang dicoba dihadirkan Michelle Maryam lewat jubah luar angkasa dalam JFW 2023. Dalam peragaan satu koleksinya, Maryalle mengusung konsep busana dalam busana. Jadi, materi yang hendak dipamerkan berada di balik jubah luar angkasa tersebut.
Michelle tergolong berani dalam pemilihan warna. Di mana-mana, musim panas dirayakan dengan pakaian berwarna cerah ceria. Namun dia mengusung warna akromatik. Bagi Michelle, hitam, putih, dan abu-abu merupakan representasi bulan—benda angkasa yang menjadi inspirasinya sejak ia kecil. Ada permukaan yang pucat, dan ada sisi gelap yang selamanya tersembunyi dalam kegelapan.
Koleksi Maryalle dalam Jakarta Fashion Week 2023 di Pondok Indah Mall, Jakarta, 24 Oktober 2022. TEMPO/Febri Angga Palguna
Di luar desain, Maryalle ikut mendukung gerakan pengurangan limbah. Caranya dengan menggunakan bahan yang sama untuk tiap koleksi. “Saya usahakan satu fabric bisa untuk dipakai di beberapa artikel supaya enggak ada fabric yang terbuang,” kata Michelle.
Maryalle, yang terbit pertama kali delapan tahun lalu, juga telah lama meminimalkan penggunaan poliester dalam koleksi mereka. Berbahan plastik, poliester merupakan material tak ramah lingkungan karena butuh waktu hingga 40 tahun untuk terurai. Michelle lebih mengutamakan penggunaan katun, juga cotton twill, yang terbuat dari rajutan serat kapas. “Kami juga bekerja sama dengan pabrik yang memiliki bahan sisa pembuatan tas,” ujar Michelle.
FEBBYENTI SUCI (MAGANG)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo