Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Kandang Natal di Gereja Kayutangan Berbahan Ramah Lingkungan

Tradisi kandang Natal, selalu ada di gereja-geraja Katolik. Namun gereja Katolik tertua di Malang, membuatnya dari bahan yang ramah lingkungan.

24 Desember 2019 | 16.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Malang - Persiapan menyambut Natal di Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus (HKY) alias Gereja Kayutangan hampir rampung seluruhnya. Ruangan gereja dihiasi pernak-pernik Natal. 

Gereja HKY berlokasi di Jalan Mgr Sugiyopranoto 2, Kelurahan Kiduldalem, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Namun, gereja Katolik pertama yang dibangun Pemerintah Hindia Belanda ini sangat populer disebut Gereja Kayutangan. Julukan ini mengacu pada posisi bangunan utama gereja menghadap Djalan Kajoetangan — sekarang Jalan Basuki Rahmat. 
 
Pastor Kepala Paroki HKY Romo Alberto A. Djono Moi mengatakan, Gereja Kayutangan tetap melestarikan tradisi pembuatan kandang Natal yang didekorasi sebagus-bagusnya. “Pembuatan dekorasi kandang Natal itu tradisinya semua gereja Katolik, maka kami pun harus terus melestarikannya. Kami sudah lakukan sejak gereja ini berdiri (1905),” kata Romo Djono kepada TEMPO, Senin, 23 Desember 2019.
 
Dekorasi kandang Natal ditradisikan sebagai pengingat lokasi kelahiran Yesus Kristus di dalam kandang, bukan di dalam gua. Dekorasi kandang Natal dilengkapi dengan miniatur gembala, domba, dan malaikat. Tata letak semua miniatur mengisahkan Maria yang merebahkan Yesus dalam palungan beralas putih, yaitu tempat makanan bagi domba, keledai, dan hewan peliharaan lain. Kandang juga menyimbolkan segala kesederhanaan pada diri Yesus.

Sejumlah jemaat Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus alias Gereja Kayutangan, Kota Malang, sedang mengikuti misa pada Kamis, 19 Desember 2019. Jumlah jemaat Gereja Kayutangan sekitar 3.500 jiwa. TEMPO/Abdi Purnomo
 
Romo Djono memastikan panitia perayaan Natal menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan gampang didaur ulang, seperti bambu, jerami, dan bunga. Bahan plastik dihindari dan atau digunakan seminimal mungkin. 
 
Pada malam perayaan Natal nanti, patung Yesus digiring oleh romo gereja, semua petugas, dan para misdinar (putra altar alias asisten misa). Digendong pasangan suami istri, patung Yesus dibawa dari pintu gereja ke kandang tersebut dengan diiringi doa. 
 
Tema maupun pesan Natal 2019 yang diusung Gereja Kayutangan ialah “Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang”. Tema ini merupakan pesan Natal bersama antara Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) yang ditandatangani di Bandung, 13 November 2019.
 
Menurut Romo Djono, tema maupun pesan Natal itu terinspirasi oleh “Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Berdampingan” alias Deklarasi Abu Dhabi atau Dokumen Abu Dhabi. Dokumen ini ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid al-Azhar Ahmed At-Tayyeb dalam Pertemuan Persaudaraan Manusia di Abu Dhabi, Ibu Kota Uni Emirat Arab, Senin, 4 Februari 2019. 
 
Dokumen Abu Dhabi berisi 12 poin. Intinya, kedua tokoh bersepakat terus berupaya mendorong terbentuknya hubungan yang lebih kuat antara umat manusia; mempromosikan hidup berdampingan antara umat beragama untuk melawan ekstremisme dan dampak negatifnya, bahwa tindak kekerasan dan kebencian yang mengatasnamakan Tuhan maupun agama sama sekali tidak dapat dibenarkan. 
 
“Substansi Dokumen Abu Dhabi itu sangat kontekstual dan relevan dengan kondisi dunia dan khususnya di negara kita sekarang ini,” kata Romo Djono, yang juga Kepala Para Romo Paroki di Kota Malang. 
 
Romo Djono mengingatkan bahwa Kemerdekaan Indonesia merupakan rahmat Ilahi sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Semua umat Kristen harus mempercayai Tuhan Yang Maha Esa ikut berperan dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. 
 
Gereja Kayutangan. Foto: @cufatkai88
 
Keragaman maupun kebinekaan bangsa Indonesia Bangsa merupakan anugerah dari Tuhan yang untuk dijaga dan dirayakan dengan penuh syukur dan sukacita. Kesamaan cita-cita luhur para pejuang kemerdekaan terbukti mampu melampaui sekat-sekat perbedaan yang ada. 
 
Gereja Kayutangan berusia 114 tahun. Saat ini Paroki Hati Kudus Yesus mempunyai sekitar 3.500 umat yang tersebar di sembilan wilayah. Seluruh umat dilayani tiga romo.
 
ABDI PURMONO
 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus