Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah berhasil melewati pemeriksaan bandara, dan naik ke pesawat bersiap untuk perjalanan panjang, tak sedikit yang ingin mendapatkan kenyamanan dengan merebahkan kursi pesawat. Tentang merebahkan kursi pesawat ini memang kerap menjadi perdebatan. Namun menurut pakar etiket boleh merebahkan kursi tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pakar etiket dan penulis “A Traveller’s Passport to Etiquette", Lisa Mirza Grotts, mengatakan ada tiga alasan yang harus dipenuhi kalau ingin merebahkan kursi pesawat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pertama, ini adalah praktik yang diterima secara luas, dan sebagian besar penumpang mengharapkan kursi direbahkan selama penerbangan. Kedua, kursi dirancang untuk bisa direbahkan dan menambah kenyamanan ekstra pada ruang pribadi Anda. Ketiga, untuk penerbangan jarak jauh, merebahkan kursi meningkatkan kenyamanan tambahan untuk istirahat atau tidur,” kayanya, kepada Travel + Leisure.
Hal senada juga diungkapkan pakar etiket, konsultan, dan pendiri EtiquetteExpert.Org, Jo Hayes. Menurutnya, boleh merebahkan kursi pesawat. "Meskipun hanya sedikit penyesuaian sudut, dapat membuat perbedaan besar dalam hal kenyamanan," ujarnya.
Namun, kedua pakar sepakat bahwa ada waktu yang tepat untuk merebahkan kursi pesawat serta cara melakukannya dengan tetap menghormati penumpang di kursi belakang.
"Memutuskan kapan akan merebahkan kursi Anda di pesawat melibatkan kesadaran diri, kesadaran sosial, dan kesadaran situasional. Lakukan secara bertahap, berbalik, dan cobalah melakukan kontak mata," ujarnya,
Hayes menekankan hal serupa, bahwa seseorang tidak boleh merebahkan kursi pesawat saat pelayanan makan. Hal ini adalah aturan standar maskapai penerbangan. Dia juga mengingkatkan cara sopan mengembalikan kursi ke posisi tegak.
“Saat mengembalikan kursi ke posisi tegak, lakukan dengan selembut mungkin. Gerakan kasar dari belakang ke posisi tegak dapat mengganggu meja nampan orang tersebut di belakang," ujarnya.
Sementara Sebastian Garrido, manajer pemasaran digital di Vibe Adventures, menambahkan, pilihan untuk merebahkan kursi dapat bergantung pada jenis pesawat yang dan kelas tempat duduk. Menurutnya, penumpang kelas ekonomi dengan ruang kaki yang minim sebaiknya memikirkan kembali saat ingin merebahkan kursi. Sebab kalau ingin merebahkan kursi ke belakang ingatlah ada sepasang lutut tepat di belakang Anda.
Pemahaman penumpang pesawat
Wisatawan yang sering bepergian juga setuju dengan para ahli etiket ini. Sebaiknya semua penumpang pesawat juga dapat memahami bahwa ada waktu yang tepat untuk merebahkan kursi pesawat.
“Saya sering melihat, dan secara pribadi mengalami, permintaan untuk mengembalikan kursi ke posisi tegak selama waktu makan sebagai penghormatan kepada mereka yang duduk di belakang,” kata LaDell Carter, pendiri dan perancang perjalanan utama di Royal Expression Travels.
Carter mengatakan tidak ada masalah keselamatan jika satu penumpang merebahkan kursi pesawat sementara penumpang lainnya makan. Pramugari biasanya akan mengingatkan untuk menegakkan kursi saat berkaitan dengan keselamatan, termasuk saat lepas, mendarat, atau turbulensi.
Seorang traveler, Ilse Gutierrez, pengisi suara di balik Ilse on the Go, mengatakan boleh merebahkan kursi pesawat terutama untuk penerbangan panjang. "Saya biasanya tidak akan merebahkan kursi pesawat dalam penerbangan singkat yang berdurasi satu hingga empat jam, tetapi untuk penerbangan yang lebih lama, duduk tegak tentu tidak nyaman," ujarnya.
Pilihan editor: Window Seat di Pesawat Tak Selalu Berjendela, Kenapa?