Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Kenang Maestro Ketoprak Bondan Nusantara, Taman Budaya Yogyakarta Siapkan Pentas Khusus

Gelar Karya Maestro jadi ajang mengangkat kembali karya sejumlah maestro seni, kali ini seni ketoprak.

8 Juni 2024 | 22.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Taman Budaya Yogyakarta. Dok. Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Para pecinta seni pertunjukan ketoprak tentu tak asing dengan sosok Bondan Nusantara. Seniman yang kerap disebut sebagai maestro ketoprak itu sendiri telah wafat pada 20 April 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk mengenang dedikasi Bondan pada dunia seni pertunjukan, Taman Budaya Yogyakarta bersiap menggelar pentas khusus bertajuk Ketoprak Rembulan Wungu pada 11 Juni 2024 ini dalam sesi Gelar Karya Maestro.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gelar Karya Maestro merupakan sesi khusus yang diadakan setiap tahun oleh Taman Budaya Yogyakarta. Acara ini menjadi ajang mengangkat kembali karya sejumlah maestro seni agar masyarakat mendapatkan spirit serta mengapresiasinya.

"Naskah Rembulan Wungu dipilih dari ratusan naskah Bondan Nusantara yang dibuat pada 2002, naskah ini bercerita latar Kerajaan Mataram saat masih di Pleret dan kesewenang-wenangan raja Amangkurat saat itu," kata Tejo Suyanto yang menyutradarai pentas itu, Sabtu, 8 Juni 2024.

Gelar Karya Maestro Bondan Nusantara itu akan melibatkan sejumlah seniman ketoprak dari tiga generasi, termasuk pemain lawas di era Bondan juga saat ini.

"Seniman yang dekat dengan Bondan juga ikut terlibat seperti Bambang Paningron, RM Altiyanto Henryawan, dan Koes Yuliadi, hampir semuanya murid Bondan," kata dia.

Seniman lain terlibat seperti Widayat, Hargi Sundari, Sugiman, Dwi Nurseto, Eko Asmoro, Riyatmi, Dalijo Angkring hingga Dina Trinil.

Perjalanan Karier Bondan Nusantara

Tejo membeberkan, selama berkarya, Bondan Nusantara telah menulis naskah lakon lebih dari 150 naskah dan penyutradaraan ketoprak lebih dari 500 pementasan. Bondan juga tergabung dalam beberapa grup ketoprak, termasuk mendirikan Tim Pengembangan Ketoprak yang hingga kini masih eksis berkarya.

"Naskah Rembulan Wungu ini bercerita soal bagaimana proses pelanggengan kekuasaan terjadi, naskah ini klasik," ujarnya.

Seniman Bambang Paningron yang juga sahabat Bondan menyebut Bondan Nusantara identik dengan ketoprak.

"Seluruh hidupnya dicurahkan karena dari 70 tahun kehidupannya, sepanjang itu pula ia berketoprak," kata dia.

Bambang menuturkan, perjalanan berkesenian Bondan yang begitu panjang melahirkan banyak seniman bertalenta. 

"Beliau (Bondan) memunculkan tim pengembangan ketoprak, potensi anak-anak muda terlihat dan saat ini sangat banyak jumlahnya," kata dia. "Dari pentas ini kami ingin mengenang beliau sebagai sosok pejuang kebudayaan," ungkapnya. 

Almarhum Bondan Nusantara, kata Bambang, merupakan sosok penulis, sutradara dan praktisi ketoprak. Bondan juga merupakan seorang wartawan majalah dan koran Bernas.

Sejawat Bondan lainnya, Koes Yuliadi, menyebut bahwa ketoprak tak hanya hiburan tradisional tapi bisa memancing pemikiran kritis pada masa saat ini. "Bagaimana melihat konteks politik saat ini dikaitkan dengan cerita pada masa lalu, saya kira menjadi bagian penting untuk disampaikan," kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus