Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat naik pesawat, penumpang akan menemukan banyak peraturan ketat yang harus dipatuhi, termasuk larangan merokok. Namun, meskipun sudah ada aturan yang melarang aktivitas tersebut, masih banyak pesawat yang tetap menyediakan asbak, khususnya di dalam toilet. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan mengapa asbak masih dipasang di pesawat jika merokok dilarang?
Dilansir dari AFAR, alasan utama kehadiran asbak di pesawat adalah faktor keamanan. Maskapai dan otoritas penerbangan menyadari bahwa ada kemungkinan beberapa penumpang nekat merokok di toilet meskipun sudah ada larangan. Jika itu terjadi, mereka tetap memerlukan tempat yang aman untuk membuang puntung rokok sehingga tidak menimbulkan risiko kebakaran di dalam pesawat. Apabila dibuang langsung ke dalam tempat sampah yang kemungkinan berisi sampah kering seperti kertas maka dapat memicu potensi kebakaran.
Regulasi Penerbangan
Mengutip dari laman AFAR, ternyata penerbangan internasional memiliki regulasi untuk mewajibkan setiap pesawat memiliki asbak di toilet sebagai tindakan pencegahan. Badan penerbangan seperti Federal Aviation Administration (FAA) di Amerika Serikat dan European Union Aviation Safety Agency (EASA) menetapkan bahwa setiap pesawat komersial harus memiliki asbak yang dapat digunakan jika ada penumpang yang dengan sengaja melakukan pelanggaran merokok di dalam pesawat.
Sejarah Insiden Merokok di Pesawat
Sebelum larangan merokok di pesawat diterapkan secara global, banyak maskapai yang mengizinkan penumpang merokok di kursi mereka. Namun, setelah beberapa insiden kebakaran akibat rokok, larangan ini diberlakukan secara ketat.
Dilansir dari laman time.com, Salah satu insiden fatal yang memicu munculnya kebijakan larangan merokok di pesawat terjadi pada tahun 1973, ketika sebuah pesawat varian Boeing 707 milik maskapai Brasil, Varig jatuh akibat kebakaran yang diduga berasal dari rokok yang dibuang ke tempat sampah toilet, insiden ini menewaskan hingga 123 penumpang. Selain itu, mengutip dari laman AFAR, ada juga insiden pada tahun 2016 dimana pesawat EgyptAir jatuh di Mediterania setelah seorang pilot diyakini sedang merokok. Pada tahun 2018 juga terjadi insiden jatuhnya pesawat Bangla AS di dekat Kathmandu karena kesalahan pilot yang juga merokok saat penerbangan.
Larangan merokok ini mulai diberlakukan pada akhir 1980-an, diawali oleh maskapai penerbangan di Amerika Serikat. Disusul British Airways pada 29 Maret 1998. Memasuki akhir 1990-an, aturan ini diperluas ke semua penerbangan domestik dengan durasi kurang dari enam jam. Larangan total merokok di penerbangan internasional kemudian diberlakukan sejak 2000.
Mitigasi Risiko dari Maskapai
Meskipun saat ini merokok di pesawat dilarang secara ketat, asbak tetap dipertahankan sebagai langkah mitigasi risiko. Jika ada penumpang yang melanggar aturan dan nekat merokok, adanya asbak dapat mengurangi kemungkinan kebakaran akibat puntung rokok yang dibuang sembarangan. Meskipun tampak kontradiktif, kehadiran asbak di pesawat justru merupakan bagian dari standar keselamatan penerbangan yang harus dipenuhi oleh maskapai di seluruh dunia.
Pilihan Editor: Lagi, Penelitian Ingatkan Vape Lebih Berbahaya Dibanding Rokok Tembakau
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini