Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Keraton Yogyakarta menggelar jamasan sejumlah koleksi pusakanya, pada Selasa 17 September 2019. Jamasan pusaka yang dilaksanakan setiap bulan Sura ini, merupakan prosesi pembersihan benda-benda pusaka milik Keraton Yogyakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembersihan ini biasanya menggunakan air bunga dan jeruk nipis, agar pusaka yang ada senantiasa terawat dan bersih. Jamasan pusaka Keraton Yogya itu digelar selama dua hari, yang bertempat di dalam dan di luar keraton. Jamasan pusaka di dalam keraton sifatnya tertutup yang dilaksanakan pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sedangkan jamasan di luar keraton, sifatnya terbuka dan pusaka yang dibersihkan adalah rata atau kereta yang dilaksanakan Selasa (17/9). Jamasan rata atau kereta dilaksanakan di halaman Museum Kereta Keraton Yogyakarta, Jalan Rotowijayan, Yogyakarta.
Terdapat dua kereta pusaka yang dijamas dalam prosesi ini. Kereta utama yang selalu dijamas setiap tahunnya adalah Kanjeng Nyai Jimat, kereta tertua milik Keraton Yogyakarta yang pernah digunakan saat penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono I hingga Sri Sultan Hamengku Buwono III.
Selain kereta utama, terdapat pula satu kereta pendamping atau pandherek yang juga dijamas secara bergiliran setiap tahunnya, "Untuk tahun ini, kereta pendamping yang dijamas adalah Kanjeng Kiai Jaladara," ujar Mas Wedana Rotodiwiryo, pemimpin prosesi jamasan kereta Keraton Yogyakarta.
Kereta Jaladara ini dibuat pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono III dan difungsikan hingga Sri Sultan Hamengku Buwono IV. Bagi sebagian masyarakat, konon air bekas jamasan dapat membawa berkah dan keberuntungkan. Sehingga antusiasme masyarakat cukup tinggi untuk menyaksikan secara langsung prosesi jamasan di lokasi ini.
Jamasan kereta pusaka dilakukan setiap Suro. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Rotodiwiryo menuturkan bahwa kereta yang dijamas ini merupakan dua dari total 23 kereta yang berada di Museum Kereta Keraton Yogyakarta. Jika Kanjeng Nyai Jimat adalah kereta tertua, maka Kereta Landower adalah kereta termuda yang dibuat pada tahun 1927 pada era pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Dari 23 kereta tersebut, beberapa diantaranya masih difungsikan untuk mendukung kegiatan-kegiatan Keraton Yogyakarta hingga saat ini, dan secara rutin dibersihkan secara bergantian.
PRIBADI WICAKSONO