Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - Museum Tumurun Solo yang didirikan oleh bos PT Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto menyimpan sejumlah benda seni berkelas. Hanya saja, tak sembarang orang bisa masuk seketika datang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wisatawan yang ingin berkunjung hanya bisa mendapat akses masuk jika sudah mendaftar secara online dan terkofirmasi. Calon pengunjung museum harus registrasi melalui laman www.tumurunmuseum.com.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat mendaftar, pengunjung hanya perlu menulis identitas serta alamat surat elektronik yang dimiliki. Jika akan pergi secara berombongan, pendaftar harus menyebut jumlah orang yang akan datang. Masing-masing pendaftar bisa membawa maksimal lima orang.
Di laman tersebut, pengunjung yang ingin melakukan registrasi harus masuk ke menu event. Di menu tersebut terdapat beberapa pilihan hari untuk melakukan kunjungan. Pengunjung bisa memilih hari yang diinginkan selama kuotanya masih tersedia.
Pengunjung tengah mengamati mobil Dodge Eight serik DK koleksi Museum Tumurun Solo. Beberapa bagian dari mobil keluaran 1932 itu dibuat secara handmade. (FOTO: AHMAD RAFIQ)
Pendaftaran itu direspons cukup cepat oleh pengelola. Di hari yang sama, pendaftar akan menerima undangan untuk mengunjungi Museum Tumurun melalui surat elektronik. "Kami hanya menerima maksimal 50 tamu untuk setiap sesi," kata seorang pemandu museum, Sofian.
Pada hari biasa, mereka hanya membuka dua sesi. Sedangkan di akhir pekan, museum itu membuka kunjungan hingga empat sesi. Saat tiba di Museum Tumuran, tak perlu mencari loket untuk membeli tiket. Masuk gratis.
Museum Tumurun terletak di Jalan Kebangkitan Nasional Nomor 2/4, Sriwedari, Laweyan, Solo, Jawa Tengah. Lokasinya yang berada di pusat kota membuat museum itu bisa diakses dengan mudah dan murah.
Pengunjung menikmati salah satu karya lukisan di Museum Tumurun Solo. Museum tersebut menyimpan berbagai karya seni karya old maestro maupun seniman kontemporer. TEMPO | Ahmad Rafiq
Dari Stasiun Purwosari, misalnya, pengunjung bisa menumpang bus kota yang meyusuri Jalan Slamet Riyadi dan turun di Perempatan Ngapeman. Dari perempatan itu, pengunjung cukup berjalan kaki ke arah selatan sejauh 150 meter, lalu berbelok ke kanan sekitar 100 meter.
Jika menggunakan layanan taksi online tentunya akan lebih mudah. Lokasi Museum Tumurun bisa dengan mudah ditemukan di peta yang ada di beberapa aplikasi taksi online maupun ojek online.