Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Museum Tumurun Gelar Pameran Patung Surakusuma di Pura Mangkunegaran

Sederet seniman Indonesia dan mancanegara memamerkan karya-karya kontemporer mereka, kolaborasi Museum Tumurun dengan Pura Mangkunegaran.

30 Juni 2024 | 19.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Salah satu karya seni rupa yang ditampilkan dalam Pameran Surakusuma Mangkunegaran Art Garden di Taman Pracima atau Pracima Tuin Pura Mangkunegaran Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 29 Juni 2024. Pameran yang digelar Museum Tumurun itu berlangsung mulai hari ini, Ahad, 30 Juni 2024 hingga 29 Juli 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Solo - Museum Tumurun berkolaborasi dengan Pura Mangkunegaran Solo menghadirkan pameran seni rupa karya patung atau sculpture garden bertajuk Surakusuma Mangkunegaran Art Garden di Taman Pracima atau Pracima Tuin Pura Mangkunegaran. Pameran itu akan berlangsung selama 1 bulan mulai 30 Juni hingga 29 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pimpinan Pura Mangkunegaran, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X resmi membuka pameran itu, didampingi oleh pendiri Museum Tumurun, Iwan Kurniawan Lukminto, pada Sabtu malam, 29 Juni 2024, di Solo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sederet seniman Indonesia dan mancanegara ambil bagian dalam pameran itu untuk menampilkam karya-karya seni rupa kontemporer mereka. Para seniman itu adalah Aditya Novali (Indonesia), Faisal Habibie (Indonesia/Jerman), Wedhar Riyadi (Indonesia), Gabriel Aries (Indonesia), Yunizar (Indonesia), Ugo Rondinone (Swiss), Alicja Kwade (Polandia/Jerman), Bernar Venet (Prancis), dan Alex Seton (Australia).

Pimpinan Pura Mangkunegaran KGPAA Mangkunegara X (dua dari kiri) mengamati karya seni rupa kontemporer yang ditampilkan dalam Pameran Surakusuma Mangkunegaran Art Garden di Taman Pracima atau Pracima Tuin Pura Mangkunegaran Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 29 Juni 2024. Pameran yang digelar Museum Tumurun itu berlangsung mulai Ahad, 30 Juni 2024 hingga 29 Juli 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE

Sinergi untuk Seni dan Budaya

Mangkunegara X mengemukakan pameran Surakusuma Mangkunegaran Art Garden merupakan karya yang sangat luar biasa spesial karena menunjukkan sinergi dari dua aspek. Pertama, kerja sama dan kolaborasi antarpihak yang berbeda.

"Kami, Mangkunegaran sebagai suatu kerajaan pusat kebudayaan Jawa berkolaborasi dengan Museum Tumurun, suatu museum yang dikelola dengan sangat luar biasa dan menampilkan banyak sekali karya seni kontemporer yang kita bisa lihat hari ini. Ternyata sinergi ini menjadi spesial di era hari ini tentu dengan kerja sama tim yang sangat-sangat penuh dengan kerja sama, kolaborasi, dan percaya satu sama lain," ujar Mangkunegara X. 

Kedua, lanjut dia, adalah sinergi antarzaman - antargenerasi. Ia menuturkan Mangkunegaran yang menjadi pusat kebudayaan Jawa yang berdiri sejak 267 tahun yang lalu, bersama dengan pihak Museum Tumurun bisa menghadirkan pameran seni tersebut di Taman Pracima. 

"Tentu ini tidak terlepas dari kerja keras, jalinan komunikasi dan kolaborasi antardua pihak tersebut dan ke depannya kita harap bisa terus kembangkan," tutur dia. 

Pertemuan Seniman Indonesia dan Mancanegara

Hendra Himawan selaku kurator seni kontemporer mengungkapkan pameran Surakusuma yang dilatarbelakangi oleh sejarah ruang temu antarbudaya itu menjadi titik temu antar seniman Indonesia dan mancanegara. 

Dalam pameran pertamanya itu, Hendra menjelaskan tentang sebuah karya dari Bernar Venet, seniman asal Prancis. Karya itu berupa seni patung kontemporer yang bercerita tentang formalisme dan gagasan abstrak dengan diagram tingkat pemaknaan bagi masyarakat. 

Karya lainnya adalah dari Faisal Habibi yang berupa karya seni tiga dimensi yang ditampilkan dalam bentuk sebuah bongkahan pintu yang berartikan upaya untuk mengenal diri sendiri. 

Juga ada karya Wedhar Riyadi, sebuah patung kontemporer berwarna yang dipajang di tengah taman. 

Interpretasi Taman Bermain

Berbeda dengan karya seniman sebelumnya, Hendra menjelaskan bahwa karya yang ditampilkan merupakan bentuk intrepetasi dari taman bermain. Corak bola mata yang ditampilkan dapat diartikan sebagai pengawasan. 

"Melihat karya yang ditampilkan bahwa ternyata arsitektur bisa dicampuradukkan dengan tradisi. Hari ini sangat tepat, adanya interaksi modern antarkarya dan juga penonton," ucapnya. 

Hendra menuturkan banyak karya yang ditempatkan di banyak ruang. Namun kali ini pihaknya menempatkannya secara terbuka. 

"Tujuannya agar pesan yang disampaikan bisa dipahami oleh masyarakat," kata Hendra. 

Lebih lanjut, Hendra menjelaskan konsep yang dihadirkan bisa diartikan sebagai bentuk apresiasi pendekatan dengan sesama manusia. Sebab itu, taman dan patung telah menjadi bagian ruang spatial kebudayaan Jawa klasik. 

Ia juga berpesan bahwa dalam pameran ini merupakan bentuk apresiasi seniman kepada ruang publik, sehingga menjadi wahana perjumpaan dan kontekstualisasi nilai-nilai hidup.

Setiap karya dalam pameran menyatakan diri sebagai karya publik, dan memenuhi fungsinya dengan menciptakan ruang pertemuan dan dialog. "Dengan demikian, karya-karya yang hadir menaturalisasi, membenarkan, menormalkan narasi, peristiwa, dan sejarah yang diceritakannya," tutur dia. 

Selama kegiatan pameran, juga akan diselenggarakan beragam program publik, di antaranya Tur Kuratorial, Diskusi Seni dan Workshop yang terbuka untuk umum mulai 30 Juni hingga 29 Juli 2024.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus