Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Kirab Durian di Kudus Kembali Digelar, Masyarakat Berebut Gunungan Hasil Bumi

Dalam kirab durian itu, masyarakat mengarak gunungan yang berisi aneka hasil bumi.

19 Desember 2021 | 22.22 WIB

Kirab gunungan buah duren serta aneka buah-buahan lainnya di Desa Margorejo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kembali digelar setelah sebelumnya sempat absen karena pandemi COVID-19, Ahad, 19 Desember 2021. ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif
material-symbols:fullscreenPerbesar
Kirab gunungan buah duren serta aneka buah-buahan lainnya di Desa Margorejo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kembali digelar setelah sebelumnya sempat absen karena pandemi COVID-19, Ahad, 19 Desember 2021. ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Desa Margorejo di Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah yang merupakan penghasil durian kembali menggelar kirab durian atau gebyar ngunduh duren. Acara itu sempat absen digelar akibat pandemi Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Atraksi wisata 'gebyar ngunduh duren' ini merupakan yang ketiga kalinya dari seharusnya yang keempat karena tahun 2020 tidak bisa dilaksanakan karena pandemi Covid-19," kata Kepala Desa Margorejo Sumir Khan, Ahad, 19 Desember 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam kirab itu, masyarakat mengarak gunungan yang berisi aneka hasil bumi. Kali ini, total gunungan yang dibuat berjumlah 14 gunungan. Belasan gunungan tersebut diarak mulai dari halaman Masjid Al Ikhlas menuju panggung utama yang berjarak sekitar 500 meteran.

Meski acara baru dimulai pukul 09.00 WIB, ratusan masyarakat sudah memadati lokasi kegiatan sejak pukul 07.00 WIB.  Akses jalan utama di desa setempat pun tersendat karena banyaknya yang ingin melihat Gebyar Ngunduh Duren.

Kirab gunungan yang berjajar di sepanjang jalan di desa itu langsung diperebutkan masyarakat sebelum Bupati Kudus Hartopo melakukan petik buah durian secara simbolis sebagai tanda dibagikannya aneka buah-buahan itu.

Saiful, salah satu warga mengakui harus berjuang keras untuk bisa mendapatkan buah durian dari gunungan. Bahkan tangannya harus rela berdarah karena tertusuk duri buah durian. "Karena tidak memakai kaos tangan, tangan saya terluka karena harus berebut dengan warga lainnya," ujarnya.

Sebanyak 11 gunungan pun diperebutkan masyarakat sebelum bupati datang. Sedangkan sisanya diperebutkan setelah Bupati Kudus Hartopo memetik buah durian secara simbolis.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus