Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hachiko, anjing yang paling populer di kalangan pelancong Jepang, akan berusia 100 tahun pada 2023 ini. Anjing ini terkenal karena kesetiaannya menunggu pemiliknya, Hidesaburo Ueno, di sebuah stasiun kereta api di Jepang lama setelah kematian majikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anjing jenis Akita ini menginspirasi dan mengingatkan orang akan ikatan luar biasa antara manusia dan anjing. Hachiko lahir pada 10 November 1923, di sebuah peternakan di Odate, Prefektur Akita, Jepang. Setahun kemudian, dia diadopsi oleh Hidesaburo Ueno, seorang profesor di departemen pertanian di Universitas Kekaisaran Tokyo, yang membawanya tinggal di Shibuya, Tokyo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ueno, yang pulang kerja setiap hari, akan disambut oleh Hachiko di pengujung hari di stasiun terdekat Shibuya. Rutinitas harian yang menyenangkan ini berlanjut hingga 21 Mei 1925, ketika Ueno tidak kembali karena menderita pendarahan otak saat memberikan kuliah di kelasnya. Dia meninggal tanpa pernah kembali ke stasiun kereta, di mana anjing peliharaannya dengan sabar menunggunya.
Seorang perempuan melihat patung Hachiko yang dikenakan masker di tengah wabah virus Corona di Stasiun Shibuya, Tokyo, Jepang, 8 Maret 2020. Sejumlah patung di berbagai negara tampak dikenakan masker sebagai simbol perlawanan seiring meningkatnya jumlah kasus virus Corona di berbagai negara. REUTERS/Stoyan Nenov
“Saat orang-orang menghadiri acara berkabung, Hachi mencium bau Dr Ueno dari rumah dan masuk ke dalam ruang tamu. Dia merangkak di bawah peti mati dan menolak untuk bergerak," kata penulis biografi Hachiko, Prof Mayumi Itoh, seperti dikutip BBC.
Anjing setia itu menghabiskan beberapa bulan berikutnya dengan keluarga yang berbeda di luar Shibuya, tetapi pada 1925, dia mulai tinggal dengan tukang kebun Ueno, Kikusaburo Kobayashi. Dia masih melanjutkan perjalanan hariannya ke stasiun. Setiap hari, selama 9 tahun, 9 bulan, dan 15 hari ke depan, Hachiko terus menunggu Ueno pada waktu yang tepat saat kereta tiba di perhatian.
“Malam harinya, Hachi berdiri dengan empat kaki di gerbang tiket dan memandang setiap penumpang seolah-olah sedang mencari seseorang,” tambah Prof Itoh. Sementara pada awalnya, orang-orang melihat Hachiko sebagai pengganggu. tapi dia mendadak jadi tenar setelah harian Jepang Tokyo Asahi Shimbun menampilkan Hachiko pada 1932.
Orang-orang segera mulai membawakannya makanan dan suguhan untuk membantu memeliharanya selama penantiannya yang lama. Stasiun tersebut juga menerima sumbangan untuk Hachiko setiap hari dan pengunjung datang dari jauh untuk melihatnya.
Menurut BBC, anjing berusia 100 tahun itu telah diabadikan dalam buku, film, puisi, dll. Pada 1934, patung perunggu Hachiko dipahat oleh Teru Ando di Stasiun Shibuya yang dibuat ulang selama Perang Dunia II. Pada 1948, patung kedua untuk menghormati kesetiaan anjing itu didirikan dan merupakan titik pertemuan yang populer di stasiun tersebut.
Akhirnya, Hachiko meninggal pada 8 Maret 1935, pada usia 11 tahun. Kematiannya diliput oleh banyak media terkemuka. Ribuan orang mengunjungi patungnya keesokan harinya dan pada saat pemakamannya, para biksu Budha berdoa kepadanya. Setiap tahun pada tanggal 8 April, upacara peringatan untuk Hachiko diadakan di luar Stasiun Shibuya.
Kini patung anjing Hachiko di dekat stasiun Shibuya menjadi salah satu monumen populer di Jepang dan banyak didatangi wisatawan.
INDIAN EXPRESS
Pilihan Editor: Cara Terbaik Menikmati Kota Tokyo Jepang dalam Sehari