Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Lagi Liburan Keluarga di Meksiko, Balita Ini Tiba-tiba Mengalami Pendarahan Otak dan Harus Operasi

Keluarga ini hendak berpindah ke Tulum, kota pesisir di Meksiko, ketika anak bungsunya toba-tiba jatuh dan muntah-muntah.

9 Maret 2025 | 21.52 WIB

Ilustrasi liburan keluarga (pixabay.com)
Perbesar
Ilustrasi liburan keluarga (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Liburan keluarga asal Inggris di Meksiko berubah jadi mimpi buruk setelah anak mereka yang berusia 19 bulan mengalami pendarahan otak. Mereka menghabiskan waktu dalam ketegangan di rumah sakit karena anak tersebut harus menjalani operasi penyelamatan nyawa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sang ibu, Natasha Sargeant, menceritakan peristiwa tersebut. Dilansir dari LiverpoolEcho, Ahad, 9 Maret 2025, ia mengatakan bahwa anak keduanya, Sienna-Rose, tiba-tiba pingsan saat bermain dengan kakak laki-lakinya di Cancun awal minggu ini. Beberapa jam kemudian harus menjalani operasi penyelamatan nyawa untuk mengangkat gumpalan darah. Kini, keluarga itu harus mengumpulkan uang untuk tiket pulang setelah menghabiskan ratusan juta untuk perawatan Sienna-Rose di rumah sakit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Berbicara dari rumah sakit di Cancun pada hari Sabtu, Natasha yang berusia 31 tahun mengatakan kepada LiverpoolEcho bahwa ia tidak punya kata-kata untuk menggambarkan apa yang telah kami alami - ini benar-benar mengerikan," kata Natasha. 

Anak Jatuh dan Kejang 

Kisah horor keluarga ini bermula saat Natasha dan pasangannya Liam Millen, 39, sedang jalan-jalan di  Meksiko bersama anak-anak Harry, 13, Liam, 11, dan Sienna-Rose ketika balita itu jatuh pingsan di flat mereka. Natasha mengatakan keluarga itu sedang berkemas dan merencanakan bagian selanjutnya dari perjalanan mereka ke kota pesisir Tulum ketika Sienna-Rose jatuh ke lantai seperti sedang kejang. "Menit berikutnya dia terus-menerus muntah. Kami tidak tahu apakah kepalanya terbentur."

Keluarga itu bergegas ke rumah sakit terdekat. Ketika sampa, ia diberi tahu bahwa biaya awal untuk pemindaian CT dan menginap semalam adalah £4.000 atau sekitar Rp 84 juta.. Mereka laku pergi ke rumah sakit lain, yang berjarak 30 menit, tapi sayangnya mesin CT mesin CT rusak. Pada saat mereka dirawat di rumah sakit ketiga, Sienna-Rose, sang anak muntah sekitar 50 kali. Pemindaian CT menunjukkan otaknya mengalami pendarahan dan ukurannya menjadi dua kali lipat akibat penumpukan cairan.

Kesulitan Komunikasi 

Di Meksiko, sebagian besar dokter dan perawat tidak dapat berbicara bahasa Inggris dan kami tidak berbicara bahasa Spanyol sehingga sulit untuk berkomunikasi. "Saya sangat terpukul - saya memohon kepada dokter bedah untuk menyelamatkan hidupnya. Ia berkata bahwa ia melakukan operasi ini sepanjang waktu. Asistennya berkata bahwa ia adalah ahli bedah saraf terbaik di negara ini dan jika ia tidak menjalani operasi, ia akan meninggal," kata Natasha. 

Sienna-Rose menjalani operasi selama sekitar tiga setengah jam untuk mengangkat bekuan darah. Natasha berkata bahwa dokter bedah memberi tahu keluarganya bahwa bekuan darah itu telah ada selama beberapa bulan. Ia menyamakan situasi itu dengan bom waktu yang terus berdetak.

Natasha mengatakan bahwa minggu terakhir putrinya benar-benar mengerikan", katanya. "Dia adalah bayi kecil yang paling bahagia dan cantik. Saya tidak akan pernah berharap apa yang kami alami menimpa siapa pun."

Rumah sakit itu panas tanpa AC, dan juga tidak memiliki parasetamol. Natasha dan Liam harus bergantian membeli parasetamol dari apotek setempat. "Saya sudah berkeliling untuk membeli beberapa obat untuk membantu menurunkan demamnya. Jika tidak, itu akan membunuhnya," ujar Natasha. 

Karena bangsal tersebut juga memiliki aturan satu pengunjung per waktu, keluarga tersebut telah menyewa sebuah flat dekat rumah sakit sehingga mereka semua dapat tinggal bersama sebisa mungkin.Orang tua bergantian berjaga dan menghabiskan waktu di samping tempat tidur balita tersebut. 

Sienna-Rose, yang menghabiskan waktu lama dalam keadaan dibius, saat ini memiliki pirau yang dipasang di kepalanya, yang akan dilepas tergantung pada bagaimana ia merespons pengobatannya. Masalah mereka semakin rumit karena keluarga tersebut masih belum tahu berapa lama mereka akan berada di Meksiko, jauh dari orang-orang yang mereka cintai, atau apakah Sienna-Rose akan dapat terbang kembali, karena mereka tidak yakin apakah masih ada gumpalan darah di kepala Sienna-Ros. 

Karena biaya perawatan, keluarga itu kini tak punya uang untuk kembali ke Inggris. Kondisi Sienna-Rose yang tak berdaya membuat mereka harus menyewa helikopter medis yang tidak murah. Kini keluarga mereka mengadakan penggalangan dana agar bisa pulang membawa sang anak yang tengah tak berdaya. 

LIVERPOOL ECHO | EXPRESS.CO.UK | MIRROR

Mila Novita

Mila Novita

Bergabung dengan Tempo sejak 2013 sebagai copywriter dan bergabung dengan redaksi pada 2019 sebagai editor di kanal gaya hidup. Kini menjadi redaktur di desk Jeda yang meliputi gaya hidup, seni, perjalanan, isu internasional, dan olahraga

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus