Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Hari Raya Enam atau Lebaran Enam dirayakan turun-temurun oleh masyarakat yang hidup di tepi Sungai Kampar, Riau. Tradisi ini dilakukan untuk menyambut Hari Raya Idu Fitri dan telah menjadi warisan sejak ratusan tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Semua desa di Kabupaten Kampar memiliki tradisi merayakan Lebaran Enam dengan kekhasannya masing-masing,” kata Kepala Dinas Provinsi Riau Fahmizal saat ditemui di Kementerian Pariwisata, Selasa, 5 Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak sekadar melaksanakan salat Ied dan salam-salaman, warga desa yang mayoritas berumpun Melayu itu mengadakan beragam kegiatan lanjutan sesuai dengan tradisi desanya. Beberapa desa, misalnya, akan menggelar menjalang-jalang.
Menjalang-jalang adalah kegiatan kumpul warga yang dilakukan di rumah tokoh-tokoh adat. Dalam acara itu, dihelat ritual makan bersama. Mereka juga saling mendoakan doa-doa keselamatan untuk kerabat.
Selain menjalang-jalang, tradisi yang dirayakan hampir di semua desa adalah bazar kuliner. Sejumlah makanan khas berkuah asam, jajanan-jajanan pasar, dan makanan tempo dulu yang sudah jarang ditemukan akan digelar di sepanjang jalan perkampungan.
Fahmizal mengatakan, Lebaran Enam ini terbuka untuk wisatawan. Bahkan, setiap tahun, pergerakan pelancong di acara tahunan itu mencapai 8.000 orang. Menariknya, wisatawan bisa dapat turut merasakan langsung ritual yang dilakukan. Misalnya silaturahmi dan berkumpul bersama tokoh-tokoh adat.
Wisatawan yang banyak tercatat datang saat Lebaran Enam berasal dari Malaysia. “Pasar utamanya adalah Malaysia karena ternyata banyak orang sana yang berasal dari Riau. Jadi mereka pulang kampung,” tutur Fahmizal.
Selain itu, faktor kedekatan geografis membuat wisatawan asal negeri jiran itu tertarik datang ke Riau, khususnya saat Lebaran. “Jaraknya hanya 39 kilometer kalau diukur antara Riau dan Malaysia,” ujarnya.
Lebaran Enam akan berlangsung selama sehari. Tepatnya saat Hari Raya Idul Fitri. Bila ingin berkunjung ke sana, wisatawan diperkenankan langsung datang mengunjungi desa-desa di sepanjang Kabupaten Kampar. “Bisa juga melalui agen travel karena sudah banyak yang membuka paket wisata ini,” ujarnya.