Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Lezatnya Ikan Sembilang Disantap Secara Ngidang

Saat mengunjungi Taman Nasional Sembilang di Kabupaten Banyuasin, tim monitoring menyinggahi Desa Sungsang IV, menikmati ikan sembilang.

19 Desember 2019 | 16.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Hutan Mangrove di Taman Nasional Sembilang terus diremajakan Konservasi KELOLA Sendang. TEMPO/Parliza Hendrawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Palembang - Perjalanan dari Palembang ke desa Sungsang IV, Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, memang melelahkan. Mengarungi sungai dan laut, membuat kami berpikir segera merebahkan diri begitu sampai di desa nelayan itu. 

Tapi keinginan itu menguap, saat kami berlabuh menjelang Mahgrib di Desa Sungsang IV yang lokasinya persis di Muara Sungai Musi. Warga dan tetua desa menyambut kami dengan ramah. Padahal sebelumnya, sepanjang hari saya bersama tim dari monitoring dan evaluasi kegiatan di area model III Kelola Sendang-ZSL Indonesia, mengunjungi desa Sumber Rejeki, Kecamatan Karang Agung Ilir. 
 
Usai bersih-bersih badan dari percikan air laut dan lumpur di sebuah Home Stay, Romi Adi Candra, Kepala Desa setempat mengundang kami bersantap malam di rumah orangtuanya. Makanan yang terdiri atas udang, ikan sembilang, kepiting rajungan disajikan dengan cara ngidang (Makan bersama dengan cara lesehan), membuat kami kian akrab. 
 
Semua hidangan khas masyarakat pesisir itu, disantap sembari duduk bersila mengelilingi hidangan yang membentuk lingkaran. "Kami menjaga tradisi ngidang ini sebagai salah satu daya tarik wisatawan datang ke sini," kata Romi, Senin malam, 16 Desember 2019.
 
Hidangan pindang ikan sembilang dan udang disajikan di lantai dan dimakan bersama-sama yang disebut ngidang, untuk mengakrabkan para tamu dengan tuan rumah. TEMPO/Parliza Hendrawan
 
"Hidangan ditata dengan cara ngobeng oleh orang pilihan," kata Haji Abdul Wahab, dari lembaga adat desa setempat. Keesokan harinya, perjalanan kami lanjutkan ke kawasan Solok Buntu yang masuk dalam wilayah Taman Nasional Sembilang. Menaiki speed boat kecil sekitar 40 menit dari Sungsang, kami tiba di lokasi rehabilitasi ekosistem mangrove.
 
Dari muara sungai tampak mangrove berbagai jenis menghijau luas sepanjang mata memandang. Kawasan iu mulai menghijau dengan ribuan pohon mangrove yang baru ditanam. Di sela-selanya tedapat beberapa jenis ikan dan burung migran di tengah guyuran hujan. Turun dari speedboat, kami melepas alas kaki karena tanahnya tampak becek akibat diguyur hujan. 
 
Manajer Konservasi Kelola Sendang, Larissa Salaki menjelaskan Di kawasan tersebut sebelumnya pada bulan November lalu, ditanami bibit Propagul pada area bekas tambak seluas 50 Hektare. Akan tetapi 80 persen dari bibit tersebut harus disulam atau penggantian bibit ulang akibat dari musim panas yang berkepanjangan.
 
Dalam hitungan tim, seharusnya sudah hujan pada pertengahan bulan november sehingga mangrove muda bisa tumbuh dengan maksimal, tapi karena panas terik yang berlebihan membuat beberapa mangrove muda mati, "Bibitnya kami dapatkan dari warga sekitar sehingga mereka benar-benar kami libatkan," katanya, Selasa, 17 Desember 2019. 
 
PSU- PIU (Project Supervisory Unit - Project Implementing Unit) Kemitraan Pengelolaan Lanskap Sembilang-Dangku (KELOLA Sendang) telah melakukan kunjungan lapangan dalam rangka monitoring dan evaluasi (monev) terpadu di Area Model III.
 
Tim Monev terpadu Kelola Sendang-ZSL Indonesia, mengunjungi desa kawasan Solok Buntu di Sekitar Taman Nasional Sembilang, Banyuasin, Selasa 17 Desember 2019. Kunjungan dilakukan untuk melihat perkembangan rehabilitasi mangrove seluas 50 hektare di atas lahan bekas tambak. TEMPO/Parliza Hendrawan
 
Sekretaris Eksekutif PSU Syafrul Yunardi menambahkan, pihaknya akan menjadikan kawasan sungsang IV dan desa-desa lainnya di bufferzone Taman Nasional Sembilang, sebagai kawasan ekoeduwisata berbasis masyarakat.
 
Dalam waktu dekat ini pihaknya akan menyusul kalender wisata dan juga membuat paket-paket wisata dengan sasaran semua kalangan dan tanpa batasan usia. "Disini hotel dan homestay juga sudah tersedia," katanya. 
 
PARLIZA HENDRAWAN
 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus