Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Libur Akhir Tahun, Jejak Kolonial di Rumah Loji Blitar

Libur akhir tahun ini saatnya mengunjungi kawasan wisata yang sedikit berbeda, Rumah Loji di Blitar ini pilihan menarik.

24 Desember 2017 | 11.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Salah satu truk bekas yang digunakan untuk mengakut kopi di perkebunan Karanganyar, Blitar. Tempo/Hari Tri Warsono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Blitar - Liburan akhir tahun ini saatnya mengunjungi kawasan wisata yang sedikit berbeda. Di Blitar anda mungkin sudah mengenal Candi Penataran. Untuk melengkapi wisata sejarah, tak ada salahnya menyambangi bekas perkebunan kopi di dusun Karanganyar, Desa Modangan, Kecamatan Nglegok, Blitar, ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selian dapat menikmati udara segar di dataran tinggi, di sini terdapat pula berbagai bangunan era kolonial yang masih terawat rapi. Bangunan itu, antara lain, bekas pabrik, rumah loji, dan lain-lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rumah Loji itu berukuran besar dan berdiri tepat di depan pabrik kopi. Begitu telatennya perawatan rumah Loji tersebut, hingga tak terlihat kerusakan sedikit pun pada bangunan berusia puluhan tahun ini.

“Rumah ini dulu menjadi tempat rapat di masa penjajahan Belanda,” kata Herry Noegroho, pengelola tempat itu.Salah satu perabot lawas peninggalan era kolonial di Rumah Loji, Karanganyar, Blitar. Tempo/Hari Tri Warsono

Herry Noegroho, pengelola kawasan ini,  menjelaskan seluruh asset adalah milik pemerintah yang dipercayakan kepada keluarganya untuk merawat. Dia memanfaatkannya menjadi tempat wisata melalui konsep Hak Guna Usaha (HGU). Herry adalah bekas Bupati Blitar periode 2006 hingga 2016.

Rumah Loji ini dilengkapi ruang tamu, ruang pertemuan yang cukup besar, dua buah kamar, dan dua teras depan dan samping. Salah satu kamar menyimpan benda-benda pribadi milik Proklamator Soekarno. Konon, barang-barang itu dibeli dari sebuah acara lelang di Hotel Indonesia.

Kamar itu adalah bekas tempat istirahat Presiden Republik Indonesia pertama di masa hidup. Diantaranya adalah radio, lukisan, beragam keris, hingga tempat tidur.Bekas pabrik sekaligus gudang perkebunan kopi di Karanganyar, Blitar, kini menjadi tujuan wisata baru. Tempo?Hari Tri Warsono

Setiap pengunjung yang memasuki Rumah Loji akan disambut petugas jaga yang memandu menyusuri seluk beluk rumah. Layanan itu diberikan cuma – cuma alias gratis kepada setiap pengunjung yang datang.

Perkebunan kopi Karanganyar itu dulu dibangun oleh orang-orang Belanda, dengan melibatkan warga pribumi sebagai tenaga produksi dan staf kantor. Salah satu staf kantor yang paling menonjol adalah Mohamad Rosadi, yang tak lain adalah ayah Herry Noegroho.

“Setelah Belanda meninggalkan Indonesia, kepemimpinan pabrik dipegang ayah saya,” Herry. Lalu akhirnya dia dipercaya mengelola kawasan itu di era modern kini.

HARI TRI WASONO (Blitar)

Berita lain:

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus