Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perjalanan libur Natal dan tahun baru selalu padat, terutama di bandara. Tambahan penerbangan bisa membuat penumpang menumpuk dan kemungkinan penundaan. Tak jarang, penumpang pesawat menjadi stres karenanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk mencegah penumpang tegang selama musim liburan, Bandara Internasional Portland di Oregon, Amerika Serikat, mendatangkan Beni dan Prince si ahli terapi. Keduanya adalah llama, hewan sejenis unta yang berbulu tebal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Anda bisa memeluknya erat-erat, dan seratnya yang tebal sangat lembut,” kata Lori Gregory, presiden dan pendiri Mountain Peaks Therapy Llamas & Alpacas, yang memiliki Llama, seperti dikutip Washington Post pekan lalu. “Mereka adalah hewan yang sangat unik dibandingkan dengan kebanyakan hewan terapi lainnya.”
Menenangkan penumpang
Bandara di seluruh dunia menggunakan berbagai metode untuk menenangkan penumpang pada salah satu periode perjalanan tersibuk tahun ini. Mereka mendekorasi aula dengan lampu liburan, mendatangkan penyanyi dan konser, dan membawa anjing terapi.
Portland melakukan semua hal di atas. Tapi yang unik, kota ini juga mengundang unta lokal ke bandara untuk berinteraksi dengan penumpang.
Kemitraan program terapi hewan
Allison Ferre, manajer hubungan media di Bandara Portland, yang mengoperasikan bandara tersebut, mengatakan bahwa PDX (kode bandara Portland International Airport) memiliki kemitraan berkelanjutan dengan berbagai program terapi hewan.
“Jadi tahun ini, ketika kami menghadirkan kembali program konsesi liburan, kami berpikir, adakah yang lebih baik untuk memimpin parade itu selain llama dan alpaka?”
Tema tahun ini adalah “rusa kutub”. Gregory dan putrinya, Shannon Joy, mendandani kedua llama itu dengan ikat kepala tanduk, tali pengikat berkilauan dengan lonceng yang berdenting, dan karangan bunga berhiaskan poinsettia. Terdapat spanduk beludru merah yang dikenakan seperti pelana bertuliskan nama mereka dan kepingan salju berwarna keperakan.
Terapi darurat
Selama kunjungan dua jam, kedua llama diperlakukan seperti selebritas dengan layanan parkir valet, paparazi, dan penggemar yang memujanya. Kedua llama itu memiliki beberapa pawang yang mengajak penonton untuk berpelukan, menggosok hidung, dan berfoto selfie bersama mereka.
Rabu lalu, Beni dan Prince melakukan perawatan darurat terhadap penumpang setelah pesawatnya tertunda karena kabut di Seattle. Dalam video TikTok, seorang wanita yang tertekan memeluk Beni yang berusia 15 tahun dan menempelkan wajahnya ke dalam mantel coklat lusuhnya.
“Ya Tuhan, aku sangat membutuhkan terapi llama,” katanya lega. “Saya sangat bahagia sekarang.”
Gregory, yang bersama putrinya merawat hampir selusin llama dan alpaka, mengatakan mereka berharap dapat kembali ke bandara tersebut saat libur Natal dan tahun baru berikutnya. Namun, jika wisatawan membutuhkan kasih sayang llama lebih cepat, peternakan menawarkan sesi terapi gratis.