Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Membedah Lirik Lagu Hits Milik Via Vallen vs Dua Lipa

Via Vallen dan Dua Lipa memiliki dua lagu dengan teman yang sama, namun liriknya menggambarkan sikap berbeda.

24 Juli 2018 | 12.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Penyanyi dangdut Via Vallen menunjukkan album terbarunya bertajuk Sayang di Kemang Jakarta, 18 Januari 2018. Via Vallen meluncurkan album yang diberi judul Sayang yang berisikan 10 single. TEMPO/Nurdiansah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini saya lebih sering mendengarkan dua lagu yang bisa dibilang agak lain. Bukan Rich Chigga, tapi lagu dari dua diva yang sedang melejit saat ini: Dua Lipa dan ya tentu saja, idola kita semua, Via Vallen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Awalnya saya dengar kedua lagu itu karena murni enak didengar. Dua Lipa dengan suara berat seksinya, sementara Via campuran koplo sedikit bumbu reggae (ditambah hype yang tidak berkesudahan). Tapi kalau mau menyimak dua lagu keduanya, ada satu tema besar yang disampaikan. Dari Mbak Dua sudah pasti saya ambil lagu New Rules. Sedangan dari Dek Via saya ambil sampel dari lagu Selingkuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tema besar dari kedua lagu ini, New Rules dan Selingkuh, kira-kira sama: diselingkuhin. Saya akan coba menelaah tema ini dari sudut pandang kedua lagu mereka. Namun untuk menyamakan start, saya tuliskan premis awal sebelum lagu tersebut dimulai. Ini untuk membayangkan situasi yang terjadi di keduanya.

Jika ditulis premis awal kira-kira begini.

You seorang cewek, menjalin hubungan dengan seorang pria dan telah berjalan selama beberapa tahun. Di suatu waktu, sudah jelaslah pacar you ternyata selingkuh dengan wanita lain. You know he’s cheatin on you, but he keep coming back for you. What should you do?

Wah, sunggung klise ya premis yang ditulis. Namun dalam satu premis itu, Dua Lipa dan Via Vallen punya pandangan berbeda. Marilah kita bedah lirik masing-masing. Oiya, saya tidak akan membahas keseluruhan lirik, tapi bagian-bagian yang penting saja.

Mari kita langsung mulai dari bait pertama dari New Rules.

Talkin’ in my sleep at night, makin’ myself crazy (Out of my mind, out of my mind)

Wrote it down and read it out, hopin’ it would save me (Too many times, too many times)

My love, he makes me feel like nobody else, nobody else

But my love, he doesn’t love me, so I tell myself, I tell myself

Mari kita lihat bagaimana Selingkuh berbicara.

mengapa kau menjauhiku

mengapa kau meninggalkanku

ternyata kamu selingkuh

selingkuh di belakangku

Dari paragraf awal sudah terlihat sedikit perbedaan. Dua masih ngawang antara keputusan untuk meninggalkan atau tetap dengan si Bastard because he make her feel like nobody else (halah gombal itu mbak). Sedangkan Via, dengan sangat melankolis, menyadari jika pasangannya selingkuh dan hanya berputar-putar mempertanyakan, “Kenapa kok bisa selingkuh”. Sebuah kalimat yang secara tidak sadar memaksa Via intropeksi diri dan kroscek, “Gue kurang apa sih?”.

Oke lanjut bagian kedua. Berikut ini kesadaran Dua di New Rules.

One: Don’t pick up the phoneYou know he’s only callin’ ’cause he’s drunk and alone

Two: Don’t let him inYou’ll have to kick him out again

Three: Don’t be his friendYou know you’re gonna wake up in his bed in the morning

And if you’re under him, you ain’t gettin’ over him

Oke, mari kita cek raungan hati Dek Via.

lalu apa kau memanggilku woo

tiba-tiba kau minta maaf padaku

Musisi Dua Lipa tampil di atas panggung saat menghibur penonton dalam KTUphoria 2018 di Jones Beach Theater di Wantagh, New York, Amerika Serikat, 16 Juni. Dua Lipa memulai kariernya saat berusia 14 tahun. (Photo by Charles Sykes/Invision/AP)

Perbedaan Dua dan Via makin runcing. Dua langsung bergerak agresif, memimpin dirinya sambil memberi tips and trik bagi perempuan lain agar tidak terjebak leh si kucing garong. Dia memposisikan dirinya sebagai, “Udah gue aja yang jadi korban, y’all no need to suffer this bastard“. Dia memimpin perlawanan kaum wanita terhadap laki-laki. Sementara itu, nun jauh di Sidoarjo, Dek Via dimintai minta maaf oleh si laki-laki. Oh, situasi makin pelik, dipanggil pacar (yang ketauan selingkuh) dan diajak rekonsiliasi. Sungguh ya penuh dilema kehidupan anak muda masa kini (no, I wouldn’t use the term “zaman nowbecause it’s lame). 

Mari bergerak ke bagian terakhir, chorus. Mbak Dua berkata:

I got new rules, I count ’em

I got new rules, I count ’em

I gotta tell them to myself

I got new rules, I count ’em

I gotta tell them to myself 

Kita cek Dek Via berkata apalagi :

aku ingin engkau pergi dalam hidupku tanpa dirimu

tapi ku tak rela meninggalkan dirimu sayang

aku ingin engkau pergi dalam hidupku tanpa dirimu

tapi ku tak rela meninggalkan dirimu sayang

Dua Lipa tegas membuat pernyataan bahwa inilah dia, dengan aturan barunya, menyatakan bahwa “Hey you, enggak bisa seenak jidat datang di kehidupannya. I got rules. Lalu kita terbang ke pikiran Via, yang justru baru masuk tahap ngawang

Via ingin sendiri tanpa si laki-laki, tapi dia tidak rela, dia tidak rela meninggalkannya (padahal itu pacarnya selingkuhin Via, oh mending sama saya aja, Dek). 

Jika mau membahasakan dengan kata yang lebih rumit, Dua Lipa jauh lebih progresif dibandingkan dengan Via. Dengan kasus yang sama, Dua menyadarkan dirinya secara cepat dan memegang kontrol atas perasaannya. Dua bahkan bersikap lebih “maskulin” dengan menetapkan langkah-langkah konkrit agar tidak terjebak di lubang yang sama. 

Via, as we know, gadis lemah lembut, belum mengarah ke sisi progresif tersebut.

Sampai akhir lagu (dan sampai reff diulang-ulang times eternity), dia masih terjebak dengan kebingungan atas perasaannya.

Banyak faktor yang menyebabkan perbedaan sikap Dua Lipa dan Via Vallen (berdasarkan lirik lagu mereka). Salah satunya budaya dan latar belakang. Dua berasal dari daratan Eropa dan besar di negara yang berpikiran lebih maju, progresif, bebas (seperti yang biasa kita lihat di budaya barat pada umumnya).

Sedangkan Via, berasal dari Indonesia dengan budaya Asia (so called budaya timur), terlebih di Jawa, yang memegang teguh unggah-ungguh dan lingkungan patriarki yang cukup kuat (ya, bahkan pada 2017 ini masih banyak terjadi di daerah secara tidak disadari). Banyak batasan moral yang terbangun dari lingkungan, yang kemudian mempengaruhi cara bertindak Via (sekali lagi, lewat lirik lagunya). 

Keduanya berada di dua kutub yang berbeda, padahal dimulai dari premis yang sama. Sekarang bayangkan jika Via melawat ke Eropa dan ngobrol cantik di kafe dengan Dua Lipa. Tidak tanggung-tanggung, Dua dengan bersemangat akan mendoktrin Via dengan panji-panji New Rules-nya. 

Bayangkan jika panji-panji itu kemudian dibawa Via, dibisikkan ke sesamanya sebagai bentuk kepedulian dengan gadis-gadis yang bernasib sama. Maka tidak lain tidak bukan, cita cita agung sang Goddess yang sesungguhnya, Beyonce, akan tercapai: WHO RUN THE WORLD? GIRLS!

 

Artikel ini telah terbit di Greymeadow

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus