Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penampilan penyanyi Rossa dalam perhelatan Indonesian Movie Actors Award 2018 pada awal Juli menuai pujian. Rossa mengenakan gaun beraksen bulu-bulu berwarna emas yang memberi kesan mewah. Lengkap dengan ear cuffs, aksesori telinga, berwarna senada.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Puji-pujian itu diberikan warganet. Beberapa artis turut memuji penampilannya ini. "Glamorous," ujar Krisdayanti lewat akun Krisdayantilemos. Riafinolia alias Nola, salah satu personel Be3, berujar, "Cantik amat." Beberapa warganet mengatakan penampilannya yang memukau tersebut karena gaunnya yang unik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rossa mengenakan gaun Liberte, koleksi perancang mode senior Eddy Betty. Liberte merupakan koleksi Eddy Betty setelah sembilan tahun vakum dari panggung show tunggal. Koleksi ini menandakan kebebasan berekspresi sang couturier, sekaligus menunjukkan bagaimana sang Eddy Betty memahami milenial dari perspektif seorang perancang senior.
Meski dipamerkan tahun lalu, gaun dalam koleksi Liberte seolah tak kehilangan daya magisnya untuk menjadikan pemakainya sebagai pusat perhatian. Contohnya, Rossa yang mengenakannya di atas panggung untuk membuat penampilannya makin membahana.
Liberte bukan satu-satunya koleksi Eddy Betty yang berhasil memukau penikmat mode di Tanah Air. Dia meluncurkan Kinasih sebagai koleksi 2018 yang mengedepankan teknik tingkat tinggi. Dia membuat batik dan kebaya bercita rasa modern tanpa menghilangkan esensi batik. "Semangat utamanya adalah membuat batik jadi lebih aktual, modern, tanpa merusak motif dan berbagai proses hingga jadi sehelai batik," kata dia.
Agar menjadi lebih modern, Eddy menambahkan bahan plastik yang sedang naik daun dalam industri mode saat ini. Dia tak ragu mengawinkan trench coat batik dengan plastik transparan untuk mewujudkan busana luaran yang apik jika dipadankan dengan gaun batik selutut. Plastik transparan tersebut tidak hanya diletakkan sebagai pemanis dalam bentuk aksesori, tapi juga dipakai untuk melapisi bagian terluar trench coat batik.
Perkawinan antara plastik transparan dan batik ditemukan juga pada mantel serupa raincoat yang terawang. Tidak seperti trench coat batik, mantel ini didesain hampir menerawang sepenuhnya, sampai ke penutup kepala, dengan sentuhan batik berwarna merah berada di ujung dan pinggiran mantel. Mantel ini dengan jelas menunjukkan gaun midi tanpa lengan yang jadi padanannya saat diperagakan di atas panggung.
Kreasi lainnya untuk membuat batik lebih modern adalah dengan menggubah tampilannya sesuai dengan selera mode internasional, seperti jumpsuit dengan model celana palazzo, gaun dengan rok mekar, beraneka rupa gaun, dan mantel. Untuk mendapatkan efek gembung, dia menambahkan sempalan busa pada busana.
Dia mengaplikasikan batik di atas bahan-bahan yang lembut sehingga busana yang diciptakan terlihat mengayun lembut ketika sang model berjalan di atas runway. Eddy Betty juga tak ragu menggunakan tulle untuk mendapatkan efek motif baru. Seluruh batik yang digunakan, kata dia, dipasok oleh Sang Hyang Seri PT Persero Batik Sida Mukti.
Dalam dunia mode, Eddy dikenal sebagai maestro bustier. Dalam koleksi Kinasih ini, dia mencoba menyajikan gaya baru dalam berkebaya yang tak lagi menggunakan long torso yang diciptakan secara massal. "Biasanya untuk berkebaya, orang menggunakan long torso yang difuring supaya tidak kelihatan kentara, dan warnanya itu-itu saja, hitam, putih, atau warna kulit," kata dia.
Dalam koleksinya, dia menawarkan bustier yang sesuai dengan warna bahkan motif kebaya yang digunakan. Dengan demikian, bustier ini menjadi istimewa, dan sesuai dengan lekuk tubuh masing-masing penggunanya. Eddy juga menawarkan bentuk-bentuk kebaya baru yang disesuaikan dengan selera mode internasional.
Dalam satu tampilan kebaya terkesan sensual dengan rancangan yang memperlihatkan belahan dada dan bahu. Atau seolah ingin mempermainkan imajinasi dengan kebaya senada warna kulit. Di penampilan lainnya terkesan maskulin dengan mengubah wujudnya menjadi tuksedo.
Hampir seluruh rancangan dalam koleksi Kinasih ini berwujud gaun. Termasuk kebaya yang disulap serupa flapper dress. "Saya bereksperimen membuat kebaya menjadi gaun malam, supaya anak-anak muda bisa pergi ke pesta dengan gaun malam bermotif batik atau kebaya."
Kreativitas tanpa batas tapi tetap apik, inilah yang membuat Eddy Betty diganjar penghargaan Fashion Icon Awards dalam Jakarta Fashion and Food Festival 2018 pada April lalu. "Eddy Betty layak menerimanya atas kontribusinya mempopulerkan kebaya bustier," ujar Chairman JFFF Soegianto Nagaria. DINI PRAMITA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo