Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ira Lathief, pendiri Wisata Kreatif Jakarta bersama rombongan tur berpelesir dengan tema Food Tour Little India, di Pasar Baru, Senin, 9 Maret 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Waktu senja rombongan mulai berjalan menyusuri ruas jalan. Selama berjalan kaki, Ira mengajak rombongan tur untuk mengenali budaya India yang ada di Pasar Baru, Jakarta Pusat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbagai denyut kehidupan warga India diceritakan Ira, antara lain, sambil menyinggahi klinik pengobatan tradisional, toko pakaian, minimarket, dan kuil. Berbagai tempat itu identik mencerminkan kehidupan warga keturunan India di Pasar Baru.
Perjalanan Ira bersama rombongan menuju ke arah Hotel Pasar Baru. Rombongan memasuki sebuah jalan di samping hotel itu. Tak jauh melangkah, rombongan tur tiba di sebuah rumah, "Saya sering datang ke rumah ini minum teh, chai tea," kata Ira.
Persinggahan itu, di rumah keluarga India yang memiliki jasa boga. Rumah itu kerap dikunjungi orang-orang India yang ingin bersantap. Lebih sering mereka keturunan India yang bekerja di pertokoan Pasar Baru, "Banyak di antara mereka yang vegetarian," ucap Ira bercerita dengan rombongan tur.
"Ini Aunty," kata Ira memperkenalkan seorang perempuan baya yang berpakaian daster di rumah itu. Aunty yang berarti tante adalah panggilan untuk Mohini Gobindram Manwani, 79 tahun. Ia biasa disapa Aunty Mohini, seorang India yang berasal dari Haiderabad.
Mohini sudah tinggal di Jakarta sejak tahun 1963, persisnya di kawasan Pecenongan. Kemudian pindah menetap di Pasar Baru, sejak tahun 1974. Sebelum menetap di Jakarta, kali pertama tiba di Indonesia, ia sempat tinggal di Makassar, Sulawesi Selatan. Mohini dan keluarganya kini adalah warga Indonesia.
Saat singgah di rumah Mohini, rombongan tur mencicipi kuliner aloo rajma, chapati, dan chai tea. Chai tea adalah minuman teh yang dicampur susu, "Ada jenis teh tertentu dari India yang saya pakai," kata Mohini. Ada pula campuran rempah-rempah dalam teh itu. Namun Mohini, tak memerinci rempah-rempah yang dipakai untuk campuran chai tea buatannya itu.
Chai tea dihidangkan hangat, aromanya memang tak cuma harum teh. Tapi juga terasa aroma rempah-rempah. Ketika dihidangkan disediakan pula gula untuk menyesuaikan selera rasa manis.
Chai tea, minuman teh, susu, dengan campuran rempah-rempah. TEMPO/Bram Setiawan
Kemudian, chapati disantap dengan aloo rajma. Chapati adalah roti pipih yang dibuat dari tepung gandum. Adapun aloo rajma, masakan berkuah kacang merah, rasanya bercampur asam manis.
Ketika lidah mencecap, aloo rajma buatan Mohini, tak terlalu pekat rempah-rempah. Takaran untuk campuran rempah-rempah, agaknya telah menyesuaikan dengan selera orang Indonesia. Rasa asam manis aloo rajma terasa cukup serasi dengan minuman chai tea.
BRAM SETIAWAN