Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Mengenal Pacu Jawi, Permainan Balap Sapi dari Tanah Datar yang Tarik Wisatawan Mancanegara

Ada dua daerah yang sampai saat ini masih melestarikan permainan pacu jawi, yakni Kabupaten Tanah Datar dan Kota Payakumbuh.

17 Oktober 2023 | 08.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Perlombaan pacu jawi di Kota Payakumbuh, Sumatra Barat. Para joki berlari bersamaan dengan sapi dan tidak sedikit yang terjatuh. (TEMPO/Fachri Hamzah)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Kebudayaan Sumatera Barat menggelar Festival Budaya Takbenda 2023 di Kota Payakumbuh pada 12 sampai 17 Oktober 2023. Salah satu rangkaian kegiatannya adalah permainan anak nagari atau permainan daerah. Kali ini permainan daerah yang dihadirkan adalah pacu jawi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Permainan pacu jawi sendiri sudah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda Sumatera Barat. Ada dua daerah yang sampai saat ini masih melestarikan permainan tersebut yakni Kabupaten Tanah Datar dan Kota Payakumbuh sekitarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pacu jawi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Tidak sedikit wisatawan datang ke Sumatera Barat demi melihat pacu jawi.

Mirip Karapan Sapi

Persiapan sebelum memulai pacu jawi di Payakumbuh, Sumatra Barat, sapi dibawa menuju garis awal oleh para pemilik sapi. (TEMPO/Fachri Hamzah)

Pacu jawi atau balapan sapi di Sumatera Barat hampir sama dengan karapan sapi di Madura. Bedanya, pacu jawi dilakukan di tengah sawah yang akan ditanami padi. Lokasi pacu jawi tidak punya tempat khusus dan tetap, tergantung kondisi sawah. Penyelenggaran pacu jawi juga merupakan bentuk rasa syukur atas hasil panen yang didapatkan

Selain itu, pacu jawi yang ada di Kota Payakumbuh juga berbeda dengan Kabupaten Tanah Datar. Pacu jawi di Kota Payakumbuh hanya menggunakan satu sapi dan satu joki. Sedangkan di Kabupaten Tanah Datar dua sapi dan satu joki.

Pacu Jawi Payakumbuh

Tempo berkesempatan melihat pacu jawi yang ada di Kota Payakumbuh. Pacu jawi tersebut dilaksanakan di Kelurahan Koto Baru Payobasung, Payakumbuh Timur. Penyelenggaraan pacu jawinya dilaksanakan dua ronde yakni babak penyisihan dan final.

Berbeda dengan Tanah Datar, joki pacu jawi di Kota Payakumbuh tidak menaiki siket atau alat pengikat sapi. Joki pacu jawi di Kota Payakumbuh berlari mengikuti sapi, jika terjatuh maka dinyatakan gugur.

Kalau di Kabupaten Tanah Datar, joki menaiki siket dan ditarik oleh sapi. Dalam ajang pacu jawi tidak sedikit jokinya yang terjatuh, bahkan ada yang sampai cidera diinjak oleh sapi.

Ketua Persatuan Olahraga Pacu Jawi (Porwi) Luak Limo Puluah, Firmansyah mengatakan, olahraga pacu jawi sudah banyak diminati oleh anak muda. Sebab, hadiahnya sudah mulai besar seperti satu ekor kambing untuk juara pertama.

"Dulu hadiahnya cuman kain sarung. Sekarang sudah besar dan lumayan, karena itu anak muda sudah banyak yang tertarik," ucapnya saat diwawarancarai tempo.

Diselenggarakan 14 Kali Setahun

Firman melanjutkan, penyelenggaraan pacu jawi dilaksanakan 14 kali selama satu tahun di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota. Semuanya tergantung ketersediaan lokasi pacu jawi.

Dia menerangkan, pacu jawi di Luak Lima Puluh punya perbedaan yang mendasar dengan Kabupaten Tanah Datar. Jika di Kabupaten Tanah Datar menggunakan sapi jantan, di Luak Lima Puluh menggunakan sapi betina. "Juga ada pembeda lainya. Joki di sini tidak menaiki siket atau pengikat sapi tetapi ikut berlari. Kalau di Tanah Datar sapi yang menarik jokinya," ujar Firman.

FACHRI HAMZAH 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus