Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Museum di Yogyakarta Pamerkan Ranjang Jenderal Soedirman - Mortir Soeharto

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta memamerkan koleksi benda bersejarah di masa perjuangan Jenderal Soedirman dan Letkol Soeharto.

12 Maret 2021 | 19.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Patung raksasa replika perjuangan Jenderal Soedirman di halaman Benteng Vredeburg Yogyakarta menjadi penanda Pameran Patriot Bangsa yang berlangsung hingga 31 Maret 2021. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta menggelar pameran bertema Patriot Bangsa Merebut Ibu Kota hingga 31 Maret 2021. Wisatawan dapat menyaksikan berbagai koleksi sejarah secara langsung maupun virtual.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk diketahui, Pemerintah DI Yogyakarta menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Mikro hingga 22 Maret 2021. Dengan begitu, wisatawan yang masuk Yogyakarta harus membawa surat hasil rapid test antigen. Bagi yang belum bisa berkunjung ke Yogyakarta, dapat menikmati koleksi bersejarah ini lewat media sosial Museum Benteng Vredeburg.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Suharja mengatakan pameran ini digelar untuk memperingati peristiwa Serangan Oemoem 1 Maret 1949. Wisatawan dapat melihat beragam koleksi benda bersejarah yang menjadi saksi bisu perebutan kedaulatan Indonesia dari Belanda, khususnya di Yogyakarta.

"Kami menghadirkan koleksi benda-benda dari 13 tokoh patriot bangsa yang berperan dalam merebut ibu kota Yogyakarta dari Belanda saat itu," kata Suharja saat bertemu Koordinator Staf Khusus Presiden Joko Widodo, AAGN Ari Dwipayana yang datang ke pameran Patriot Bangsa Merebut Ibu Kota pada Jumat, 12 Maret 2021.

Di halaman depan Museum Benteng Vredeburg, terdapat sejumlah patung raksasa setinggi 3 meter. Patung-patung itu menggambarkan suasana ketika Panglima Besar Jenderal Soedirman memimpin gerilya di atas tandu yang dikawal tujuh pengawal intinya.

Dari halaman depan itu, wisatawan dapat menuju ruang utama pameran, yakni Ruang Sultan Agung lantai dua. Di sana puluhan koleksi benda bersejarah dipajang. Salah satu koleksi yang menarik adalah tempat tidur Jenderal Soedirman.

Ranjang dan kasur yang pernah dipakai Panglima Besar Jenderal Soedirman saat singgah di Yogyakarta dipamerkan di Museum Beteng Vredeburg, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Dalam perjuangan gerilyanya, Jenderal Soedirman kerap singgah di rumah-rumah penduduk di Yogyakarta yang pada tahun 1949 menjadi ibu kota Indonesia. Salah satu rumah penduduk yang dia singgahi adalah kediaman Hadi Siswanto di Piyungan, Srimartani, Bantul, Yogyakarta. Di rumah itu, Jenderal Soedirman beristirahat di sebuah ranjang besi berwarna putih yang kini sudah pudar dan berkarat.

Di sudut lain terdapat sebuah mortir yang pernah digunakan pasukan yang dipimpin Komandan Wahkreise III Letkol Soeharto. Mortir itu dipakai saat melakukan serangan balasan pada Belanda.

Sebuah mortir yang digunakan pasukan yang dipimpin Komandan Wahkreise III Letkol Soeharto saat serangan balasan ke Belanda. Mortir ini dipamerkan di Museum Beteng Vredeburg, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Ada lagi yang tak kalah menarik, yakni tongkat komando dan sepatu Kolonel Gatot Soebroto saat menjabat sebagai Panglima Divisi II atau Gubernur Militer II wilayah Solo. Tongkat komando dan sepatu bot ini menjadi saksi saat serangan pasukan di Solo dan Yogyakarta digencarkan bersamaan dengan tujuan memecah pasukan Belanda.

Kepala Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Suharja berbincang dengan Koordinator Staf Khusus Presiden, AAGN Ari Dwipayana (kiri) di depan koleksi tongkat dan sepatu bot Kolonel Gatot Soebroto yang dipamerkan di Museum Beteng Vredeburg, Yogyakarta, Jumat 12 Maret 2021. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Koordinator Staf Khusus Presiden Joko Widodo, AAGN Ari Dwipayana dalam kunjungan itu mengatakan, Museum Vredeburg sebagai salah satu cagar budaya yang dikelola Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan harus tetap menggeliat di masa pandemi Covid-19. "Caranya, menggelar kegiatan yang bisa diakses masyarakat secara daring dan memperkaya konten sesuai zaman," katanya.

Ari mencontohkan, dalam pameran di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta itu tak hanya ditampilkan objek statis berupa koleksi sejarah dari museum saja, namun juga menghadirkan wahana yang didukung artificial intelegence dan diorama berbentuk digital. "Sehingga pengunjung bisa menikmati pameran dan tidak bosan," ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus