Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pria asal Mesir, Magdy Eissa, 45 tahun, mencetak rekor dunia baru dengan mengunjungi 7 keajaiban dunia baru hanya dalam waktu 6 hari, 11 jam, dan 52 menit. Dia mendatangi satu per satu lokasi itu hanya menggunakan transportasi umum. Pencapaian Eissa diakui oleh Guinness World Records, yang membagikan video di Instagram yang menampilkan highlight dari tur kilatnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perjalanan Eissa dimulai dari Tembok Besar China, disusul Taj Mahal di Agra di India, dan kota kuno Petra di Yordania. Dia kemudian melakukan perjalanan ke Colosseum di Roma, Christ the Redeemer di Brazil, dan Machu Picchu di Peru. Turnya berakhir di kota kuno Maya Chichen Itza di Meksiko.
Perencanaan Cermat
Dia memecahkan rekor sebelumnya yang dibuat oleh Jamie McDonald dari Inggris tahun lalu. Eissa membutuhkan waktu hampir satu setengah tahun untuk merencanakan turnya dengan cermat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya harus menavigasi jaringan kompleks penerbangan, kereta api, bus, kereta bawah tanah, dan berjalan kaki antara pusat transportasi dan Wonders,” kata Eissa kepada Guinness World Records. “Satu gangguan saja dapat menggagalkan seluruh rencana perjalanan dan mengakibatkan penerbangan kembali ke negara asal."
Eissa menghadapi beberapa tantangan selama petualangannya. Dia ketinggalan bus yang biasa dia datangi ke Petra karena ketiduran dan harus mencari bus umum alternatif. Ini sangat sulit karena lokasi tersebut umumnya dapat diakses melalui layanan tur pribadi dan taksi.
Dia juga hampir ketinggalan pesawat dari Peru ke Meksiko, namun staf maskapai penerbangan membuka kembali konter check-in setelah dia menjelaskan bahwa dia berusaha memecahkan rekor dunia.
Impian Masa Kecil
Eissa mengatakan mengunjungi tujuh keajaiban dunia baru adalah impian masa kecilnya. Dia merayakan pencapaian pribadinya dengan bangga.
“Di luar kepuasan pribadi, tantangan ini juga memungkinkan saya melepaskan sejenak stres sehari-hari dan tekanan kehidupan normal. Kecepatan yang ingar-bingar dan penyelesaian masalah yang diperlukan sepanjang upaya rekaman berfungsi sebagai jalan keluar yang efektif untuk melampiaskan dan mengurangi tekanan,” kata Eissa.
Perjalanan Eissa ke tujuh keajaiban dunia menunjukkan tekad dan perencanaannya yang cermat, namun juga menjadi inspirasi bagi mereka yang bermimpi mencapai hal yang luar biasa.
TIMES OF INDIA
Pilihan Editor: Daftar 7 Keajaiban Dunia Terbaru, Candi Borobudur Tidak Masuk