Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Kementerian Pariwisata melalui Badan Otorita Borobudur (BOB) tengah menyiapkan sebuah destinasi wisata baru di kawasan perbukitan Menoreh, yang menjadi perbatasan tiga kabupaten yakni Kulonprogo, Purworejo dan Magelang. Lembaga BOB merupakan badan yang dibentuk Kemenetrian Pariwisata guna menunjang percepatan pencapaian target 2 juta wisatawan mancanegara di DIY dan Jawa Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Keuangan, Umum dan Komunikasi Publik BOB, Sigit Widianto mengungkapkan destinasi wisata baru yang akan dibangun itu seluas 309 hektare dan menggunakan lahan hutan pinus yang saat ini masih dikelola Perum Perhutani. "Kawasan ini kami kembangkan dengan konsep Glamorous Camping, Eco Resort, Fine Dinning Restaurant dan MICE yang mengedepankan Culture and Adventure Eco Tourism," ujar Sigit di Yogyakarta Kamis 6 Desember 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sigit menuturkan destinasi baru tersebut sengaja disiapkan guna menyambut beroperasinya bandara baru, New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang rencananya selesai dan beroperasi tahun 2019. “Lokasi di Menoreh ini sangat strategis karena berada di perbatasan tiga kabupaten dan jarak tempuh dari bandara baru hanya sekitar 1-1,5 jam perjalanan darat."
Adapun tanah seluas 309 hektare yang akan digunakan sebagai destinasi tersebut saat ini masih dikuasai Perhutani. Namun ke depan, ujar Sigit, lahan seluas 50 hektare dari tanah tersebut akan beralih haknya menjadi Hak Pengelolaan Lahan yang dikuasai BOB. Sedangkan sisanya seluas 259 hektare dikerjasamakan antara kedua belah pihak.
Direktur Industri Pariwisata, Kelembagaan Kepariwisataan BOB, Bisma Jatmika menambahkan destinasi baru di Menoreh ini akan menjadi unggulan di Jawa Tengah dan DIY. Diharapkan kawasan ini akan mampu menarik wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik kelas menengah ke atas. "Konsepnya nanti seperti Nusa Dua Bali dan Mandalika. Hanya saja, jika sebagian besar menjual pantai, tetapi kami menjual alam perbukitan," kata dia.
Tahun 2019 mendatang, proyek ini akan mulai dibangun infrastrukturnya. Untuk membangun kawasan tersebut, investasi yang dibutuhkan mencapai Rp 1,5 triliun. Sedangkan nilai investasi pembangunan tahap pertama diproyeksi menghabiskan anggaran Rp 200-300 miliar.
Untuk itu, para investor akan dilibatkan menanamkan modalnya di proyek ini. Bisma optimis, dana tersebut akan tercapai karena saat ini sudah ada investor yang tertarik.
PRIBADI WICAKSONO (Yogyakarta)